Saturday, June 14, 2025
spot_img
HomeInternasionalJamaah Haji Benarkan Masalah Akomodasi dan Keterlambatan Kartu Nusuk, Minta Penanganan oleh...

Jamaah Haji Benarkan Masalah Akomodasi dan Keterlambatan Kartu Nusuk, Minta Penanganan oleh Satu Syarikah

Salah seorang pengurus ISMI Jatim, Agus Maksum, saat ini tengah berada di Mekkah, Arab Saudi untuk melaksanakan haji 2025. (foto: dokumen pribadi)

MEKKAH, CAKRAWARTA.com – Seorang jamaah haji asal Indonesia, Agus Maksum, saat dihubungi oleh tim Cakrawarta, Sabtu (31/5/2025) pagi, membenarkan dua persoalan utama yang sebelumnya disoroti Komite III DPD RI dalam pelaksanaan haji 2025: terpisahnya akomodasi jemaah dan keterlambatan distribusi kartu Nusuk. Menurutnya, permasalahan tersebut banyak terjadi di awal kedatangan jemaah dan disebabkan oleh penanganan yang tersebar pada delapan syarikah berbeda di Arab Saudi.

“Masalah terpisahnya akomodasi jamaah dan keterlambatan kartu Nusuk, itu benar adanya. Suami istri bisa terpisah hotel, begitu juga lansia dengan pendampingnya. Ini karena data jemaah tidak sinkron antar syarikah,” kata Agus Maksum, yang juga merupakan salah seorang pengurus organisasi Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) Jawa Timur, Sabtu (31/5/2025).

Agus menilai, akar persoalan terletak pada kebijakan penanganan jemaah yang diserahkan ke delapan perusahaan (syarikah) berbeda oleh otoritas Kerajaan Arab Saudi. Ia menilai, sistem ini membuat pendataan dan pengelompokan jemaah menjadi kacau.

“Kalau bisa, pemerintah Indonesia meminta agar ke depan jemaah kita ditangani oleh satu syarikah terbaik saja. Itu lebih tertib dan memudahkan pengawasan,” ujarnya.

Agus sendiri tergabung dalam kloter 58 dan menyebut kondisi mulai membaik di kelompok pemberangkatan setelah kloter 50.

“Di kloter saya, semua jemaah berada di satu hotel dan saat tiba, kartu Nusuk sudah tersedia. Tapi justru ketua kloter, dokter, dan perawat baru mendapatkan Nusuk dua hari kemudian,” jelasnya.

Ia juga menyebut masih ada satu kasus suami-istri yang terpisah hotel dalam kloter tersebut, menandakan bahwa data yang tidak sinkron masih menyisakan persoalan.

Petugas Katering Tak Miliki Izin, Layanan Makan Terganggu

Selain dua persoalan tersebut, Agus Maksum juga mengungkap masalah baru terkait layanan katering. Ia mengatakan, beberapa petugas katering dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tidak memiliki tasrih atau izin kerja resmi dari otoritas setempat.

“Akibatnya mereka ditangkap askar (aparat Saudi, red.) dan ‘dibuang’ ke Jeddah. Sejak tiga hari lalu, layanan makan mulai kacau. Makan pagi baru datang jam 8 atau 9, makan malam malah sampai jam 1 dini hari,” ungkapnya.

Agus berharap pemerintah segera melakukan evaluasi dan diplomasi yang lebih kuat dengan pihak Kerajaan Arab Saudi agar masalah-masalah teknis dan administrasi ini tidak terulang pada tahun-tahun mendatang.

(Tommy/Rafel)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular