
SEOUL, CAKRAWARTA.com – Kepolisian Seoul menyatakan penyelidikan dugaan manipulasi audio menggunakan teknologi AI deep voice yang menyeret nama aktor papan atas Korea Selatan Kim Soo-Hyun telah memasuki tahap akhir. Kepala Badan Kepolisian Seoul, Selasa waktu setempat, mengungkapkan bahwa analisis final terhadap seluruh data yang dikumpulkan saat ini sedang berlangsung.
Pernyataan tersebut menandai fase krusial dalam kasus yang sejak awal menyita perhatian publik dan industri hiburan internasional. Namun, alih-alih meredakan spekulasi, pengumuman itu justru memicu desakan publik yang semakin keras agar hasil penyelidikan segera diumumkan secara terbuka.
Frasa “analisis final” dipahami sebagai sinyal bahwa bukti teknis utama telah berada di tangan penyidik. Verifikasi apakah rekaman suara yang beredar merupakan hasil fabrikasi teknologi AI dinilai sebagai persoalan fakta forensik digital, bukan sekadar tafsir subjektif. Jika pemeriksaan saksi telah rampung dan data teknis telah terkumpul, maka kesimpulan mengenai ada tidaknya rekayasa audio serta implikasinya terhadap nama Kim Soo-Hyun, dipercaya telah terang dalam berkas penyelidikan.
Kekhawatiran muncul bahwa fase akhir ini berpotensi berubah menjadi penundaan administratif yang tidak memiliki batas waktu jelas. Setiap jam keterlambatan dinilai memberi ruang bagi informasi palsu dan tudingan jahat untuk terus beredar, sementara reputasi seorang figur publik global tetap berada dalam tekanan.
Sejumlah pihak menegaskan bahwa formalitas prosedural tidak seharusnya mengalahkan urgensi pelurusan fakta. Mereka menilai publik tidak lagi membutuhkan pernyataan normatif bahwa penyelidikan “segera selesai”, melainkan transparansi hasil yang konkret.
Dengan sorotan dunia yang masih tertuju pada kasus ini, desakan agar tahap akhir penyelidikan segera diakhiri dengan rilis resmi hasil investigasi kian menguat. Publik menunggu kepastian, agar kebenaran yang telah diverifikasi otoritas tidak hanya tersimpan dalam dokumen internal, tetapi dinyatakan secara terbuka dan mengakhiri polemik yang berlarut-larut di industri hiburan global.Semoga.(*)
Editor: Rika dan Rafel



