Saturday, June 14, 2025
spot_img
HomeGagasanLiputan KhususHaji, Arafah, dan Padang Mahsyar

Haji, Arafah, dan Padang Mahsyar

(foto: Firman Arifin)

Haji bukan sekadar perjalanan fisik menuju Baitullah.
Ia adalah perjalanan batin menuju perjumpaan.
Bukan hanya dengan Ka’bah,
tapi dengan hakikat diri.

Dan di antara semua rukun haji, Arafah adalah puncaknya.

Di Arafah, manusia berdiri.
Lurus. Sendiri.
Dalam sejuk harap dan guncang tangis.
Tak ada gerakan teknis rumit. Yang ada hanya: wukuf.
Hadir sepenuhnya.
Berdiri di hadapan Allah, dalam diam yang penuh doa.

Miniatur Padang Mahsyar

Arafah mengingatkan kita pada satu momen yang pasti: Padang Mahsyar.

Di sana, semua akan dikumpulkan.
Bukan membawa koper, tapi amal dan niat yang dikemas.
Tak ada penolong selain yang diberi izin.
Dan mungkin…
rasa yang paling dekat dengan suasana Mahsyar itu adalah saat wukuf di Arafah.

Maka, saat kita berdiri di Arafah,
bayangkanlah kita sedang diuji,
bukan soal hasil,
tapi soal siap atau tidaknya hati.

Gerak, Tapi ke Mana?

Dalam hidup, kita sering tampak sibuk.
Kalender padat. Agenda penuh. Langkah cepat.
Tapi… apakah kita sedang berjalan menuju tujuan,
atau hanya bergerak mengikuti arus?

Mari jujur sebentar.
Apakah hidup kita selama ini punya arah, atau hanya kecepatan?

Dalam fisika klasik,
gerak terbagi dua: skalar dan vektor.

Skalar hanya punya nilai (misalnya kecepatan).

Vektor punya nilai dan arah (misalnya perpindahan).

Kita bisa saja cepat, tapi tanpa arah,
kita hanya berputar di tempat.

Begitu juga hidup.
Cepat belum tentu sampai.
Sibuk belum tentu mendekat.

Pointer dan IP Tanpa Tujuan

Dalam dunia IT, konsep yang sama berlaku.
Dalam pemrograman, kita kenal pointer, penunjuk alamat memori.
Tapi jika ia null pointer,
ia hanya aktif secara teknis,
tapi tak menunjuk ke mana-mana.

Dalam jaringan, kita bisa punya perangkat yang menyala,
tapi kalau tak diberi alamat IP,
atau routing yang benar,
ia tetap tak akan pernah sampai ke tujuan.

Begitulah hidup.
Kita bisa aktif. Sibuk.
Tapi tanpa orientasi, kita hanya “bergerak”, bukan “bertumbuh”.
Seperti thawaf tanpa Ka’bah di tengahnya:
banyak putaran, tapi kehilangan pusat.

Arafah, Ruang Jeda Menuju Kesadaran

Haji mengajarkan kita membedakan dua hal:

1. Tidak semua yang sibuk itu produktif.

2. Tidak semua yang cepat itu mendekatkan.

Arafah adalah ruang jeda.
Tempat kita berhenti dari rutinitas dunia,
lalu berdiri… diam… dan bertanya:

Selama ini, aku ini sedang ke mana?

Karena jangan sampai,
saat kelak dikumpulkan di Padang Mahsyar,
kita baru sadar,
bahwa kita banyak bergerak,
tapi tak benar-benar berjalan.

Saksi Nyata di Arafah: Ketika Malam Menjadi Milik Allah

Pukul satu dini hari.
Saat tubuh seharusnya merebah di kasur,
saat kantuk masih terasa manis,
tapi banyak yang justru memilih bangkit.

Dengan tubuh bergetar, mereka sholat beratap langit.
Sebagian duduk berdzikir di tenda.
Lainnya sujud diam di tanah lapang beralas sajadah tipis.
Ada yang menangis. Ada yang mengaji.
Ada yang menengadah. Ada yang mematung.

Lalu kabar pun datang.
Saudara kami dari KBIH yang sama,
di hotel yang terpisah,
belum juga dijemput bus hingga pukul satu dini hari.
Itu pembimbing kami. Tak terasa air mata ini menetes.

Tapi kami yakin semuanya… bahwa kami hadir di hadapanMu

Tak ada yang melihat penampilan.
Tak peduli sekeliling sedang gelap,
karena yang menyala adalah hatinya.

Lihatlah wajah-wajah itu, Ya Allah, di malam Arafah ini.
Ada yang diselimuti cinta,
ada yang dibalut harap dan gemetar tangis.
Tapi semuanya datang dengan satu tujuan:
minta ampun dan pulang.

Inilah Arafah.
Di mana tubuh lelah, tapi ruh terjaga.
Tempat Allah dekat, dan manusia menyusut…
untuk tumbuh kembali sebagai hamba yang sadar arah.

Jika Arafah Dijalani dengan Hati

Haji adalah latihan pulang. Pulang kepada Allah.
Dan Arafah adalah titik simpulnya.

Jika Arafah dijalani dengan hadirnya hati,
maka Mahsyar kelak… tak akan terasa asing.

Siapa yang mengenal Arafah dengan kejujuran,
akan lebih siap menghadapi Mahsyar dengan ketenangan.(*)

FIRMAN ARIFIN
Dosen PENS, Jamaah Haji 2025 KBIH Nurul Hayat

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular