BANJARBARU—Kedaulatan politik dan ekonomi harus dikuasai untuk memberi pengaruh dan perbaikan pada Indonesia. Demikian disampaikan oleh CEO MNC Group, Hary Tanoe Soedibjo, saat mengisi studium generale Muktamar IX KAMMI di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (30/9/2015).
“Seperti disampaikan Soekarno, kedaulatan politik dan ekonomi harus dapat dikuasai,” ujar Hary Tanoe.
Dari sisi politik, pemuda diarahkan untuk mengikuti kontestasi pemilihan eksekutif-eksekutif yang sekarang dipilih melalui proses politik. Sementara perbaikan pada sisi ekonomi, dijelaskan oleh Hary Tanoe dapat ditunjang dengan investasi dan penata kelolaan pemerintah.
“Perbaikan ekonomi dapat dipicu dengan adanya investasi yang juga harus ditunjang dengan kebijakan yang ada. Kedua, dibutuhkan penataan pemerintahan, agar cepat dan efektif,” imbuh Ketua Umum DPP Partai Perindo itu.
Seiring proses perbaikan ekonomi tersebut, saat ini Indonesia dinilai Hary Tanoe tidak siap menghadapi MEA.
“Indonesia tidak siap hadapi MEA. Indonesia bukanlah Barat. Pasar bebas tidak bisa diterapkan di Indonesia,” tandasnya.
Batas minimal kemiskinan pendapatan per kapita per tahun adalah 3.000–12.000 US Dollar, maka Indonesia masih berada dalam kondisi memprihatinkan. Sehingga, menurut Hary Tanoe, jika kondisi seperti itu berlangsung terus-menerus kesenjanga sosial tidak akan pernah tertangani.
Namun demikian, Hary Tanoe berpesan kepada kader KAMMI yang hadir dalam Muktamar untuk tidak menyerah.
“Dalam situasi ekonomi yang sulit, jangan menyerah, karena hidup tetap disyukuri. Harus positive thinking,” pungkasnya.
(rf/bti)