SURABAYA – Pada 2016 mendatang, seluruh perguruan tinggi di Indonesia diwajibkan menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar kuliah. Hal tersebut dilakukan guna mendorong generasi muda khususnya mahasiswa siap menghadapi kompetisi pada pemberlakun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Demikian disampaikan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir seusai menghadiri sebuah seminar di Universitas Airlangga, Surabaya, Sabtu (28/1
Kebijakan itu ditempuh karena data menunjukkan, hingga saat ini masih ada sekitar 70% generasi muda Indonesia yang tidak bisa berbahasa Inggris dengan lancar.
“Makanya, cara menggenjotnya itu ya dengan mewajibkan penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar itu,” ujar Nasir kepada awak media.
Selain itu, Nasir meminta iklim pendidikan dan lingkungan kampus harus dibangun dengan menjadikan bahasa Inggris sebagai bagian.
“Termasuk dosen pun juga harus menguasai bahasa Inggris,” imbuh Nasir.
Nasir menambahkan, selama ini sejumlah perguruan tinggi, khususnya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di Indonesia masih belum berbicara banyak pada level internasional sehingga langkah tersebut diambil.
“Kita lihat saja, berapa banyak PTN di Indonesia ini yang bisa menembus peringkat 100 besar universitas di seluruh Asia?” sindirnya.
Dengan cara itu, Nasir yakin kedepannya seluruh sumber daya manusia yang ada di Indonesia, khususnya yang berasal dari kalangan terdidik siap menghadapi MEA.
”Karena bangsa lainnya itu sudah belajar bahasa dari mancanegara, misalnya Thailand, dan Filipina itu sudah belajar bahasa Indonesia, makanya kita pun harus menguasai bahasa bangsa asing, minimal bahasa Inggris,”pungkas mantan rektor Universitas Diponegoro itu.
(jas/bti)