Thursday, May 9, 2024
HomePolitikaGaya Menyerang Anies dan Ganjar Saat Debat Ketiga Pilpres 2024 Dinilai Jadi...

Gaya Menyerang Anies dan Ganjar Saat Debat Ketiga Pilpres 2024 Dinilai Jadi Bumerang

Penampilan ketiga capres dalam Debat Ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). (foto: ist)

PONOROGO – Agenda debat ketiga calon presiden 2024-2029 telah digelar oleh KPU RI, pada Minggu (7/1/2024). Debat tersebut diwarnai saling serang, antar kandidat calon presiden (capres).

Usai melihat Debat ketiga Capres 2024, Supriyanto anggota DPR RI Komisi 2 memprediksi elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka semakin meroket, meninggalkan kandidat lainnya yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Analisis Supriyanto itu dilakukan dengan memakai perspektif sosiologis-sosiokultural. Dimana menurutnya, masyarakat Indonesia punya karakter harmonik, dengan corak keselarasan, menjunjung tinggi nilai tata krama. Pada umumnya masyarakat tidak suka kepada figur tokoh yang menyerang, termasuk dalam debat calon presiden- wakil presiden.

“Gaya ofensif agresif untuk menjatuhkan lawan debat, tidak akan mendapatkan simpati publik, tetapi justru berdampak buruk secara elektoral . Gaya ini cuma memuaskan pendukung fanatiknya, namun tidak bisa menambah suara dari kelompok masyarakat lainnya,” tutur Supriyanto, Rabu (10/1/2024).

Supriyanto juga menambahkan bahwa Anies Baswedan bisa saja dipersepsikan oleh publik melakukan serangan agresif ke Prabowo Subianto pada debat capres ketiga.

“Kondisi ini justru menguntungkan Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka secara elektoral,” paparnya.

Apalagi, jika Anies dianggap menyerang Prabowo secara personal di luar konteks debat. Maka Anies Baswedan berpotensi dipersepsikan sebagai tokoh yang tidak beretika, oportunis, menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan.

“Prabowo Subianto adalah tokoh yang punya andil besar, mengantarkan Anies
Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada tahun 2017,” jelasnya.

Supriyanto memaparkan bahwa kondisi ini juga tercermin dari penurunan elektabilitas Ganjar Pranowo yang disinyalir salah satu faktornya adalah karena menyerang kebijakan Presiden Joko Widodo.

Lebih lanjut, Supriyanto menilai para kandidat capres-cawapres, harus menampilkan gaya debat yang elegan, bukan malah menjatuhkan lawan debat.

“Penilaian Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan terhadap kinerja kementerian pertahanan di bawah komando Prabowo Subianto terlalu berlebihan, tidak didasari argumentasi yang kuat, dan terkesan ngawur. Ganjar Pranowo memberi nilai 5 (dari skala nilai 1-10). Sedangkan Anies Baswedan memberi nilai 11 (dari skala nilai 1-100),” ungkapnya.

Masih kata Supriyanto, Prabowo Subianto yang juga merupakan Menteri Pertahanan terbukti punya kinerja yang moncer, dengan tingkat kepuasan tinggi. Pernyataan itu didasarkan dari hasil survei LSI pada Februari 2021 dimana tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menempati posisi tertinggi yakni di angka 75% .

Sedangkan dari hasil survei dari Poltracking Indonesia pada November 2022, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Prabowo Subianto di posisi teratas dengan angka 61.4%.

Sementara itu, lanjutnya, berdasarkan hasil survei dari Poltracking Indonesia pada Maret 2023, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di posisi tertinggi dengan angka 64,8%.

(DS/BTI)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular