Thursday, November 13, 2025
spot_img
HomeSains TeknologiKesehatanFlu Babi Kian Meluas, Peternak Sumut Desak Pemerintah Bertindak Cepat

Flu Babi Kian Meluas, Peternak Sumut Desak Pemerintah Bertindak Cepat

Ketua DPD PPBI Sumut Heri Ginting saat menyampaikan sambutannya dalam “Dialog Kolaborasi PPBI Sumut bersama Pemerintah Pusat dan Daerah” di Medan, Senin (10/11/2025). (foto: Rizky Zulianda)

MEDAN, CAKRAWARTA.com – Para peternak babi di Sumatera Utara kembali menghadapi ujian berat. Wabah African Swine Fever (ASF) atau flu babi kembali merebak dan mengancam populasi ternak serta sumber penghidupan ribuan keluarga peternak di daerah itu. Pemerintah pun didesak segera turun tangan melakukan mitigasi dan penanganan serius.

“Kami berharap pemerintah bisa segera mengatasi dan memitigasi penyebaran ASF di Sumut. Ini bukan sekadar urusan ternak, tapi soal ketahanan pangan nasional, kesejahteraan peternak, dan rasa aman masyarakat,” ujar Ketua DPD Persatuan Peternak Babi Indonesia (PPBI) Sumut, Heri Ginting, dalam “Dialog Kolaborasi PPBI Sumut bersama Pemerintah Pusat dan Daerah” di Medan, Senin (10/11/2025).

Menurut Heri, hingga kini banyak peternak rumahan terpaksa menanggung kerugian besar akibat penularan ASF yang belum juga tertangani tuntas. “Jika penyebaran ini tidak segera dimitigasi, populasi babi di Sumut bisa terus menurun. Dampaknya sudah kami rasakan, pendapatan peternak merosot hingga 65 persen,” ujarnya.

Ia menambahkan, sampai hari ini vaksin ASF belum tersedia bagi peternak lokal. Karena itu, Heri berharap pemerintah bisa mempercepat ketersediaan vaksin sebagaimana program vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi dan domba.
“Mudah-mudahan ke depan kita bisa dapat vaksin ASF. Mari kita berkolaborasi untuk menyejahterakan peternak dan menjaga keberlanjutan usaha ternak di daerah,” imbuhnya.

Heri juga membagikan sejumlah langkah pencegahan sederhana yang bisa dilakukan para peternak agar ternaknya tidak terpapar virus mematikan itu. “Pertama, jaga kebersihan lingkungan kandang dan sekitarnya. Kedua, batasi lalu lintas orang yang keluar masuk ke area kandang. Dan ketiga, jika ada ternak mati karena ASF, segera kubur bangkainya dengan benar agar tidak menular,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Heri juga mengimbau seluruh peternak untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di tengah situasi sulit. “Meskipun kita sedang diuji dengan wabah flu babi, mari tetap solid dan mendukung program Astacita Presiden dan Wakil Presiden untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,” katanya.

Ketua DPP PPBI, Sutrisno Pangaribuan, menambahkan bahwa peternak babi sejatinya punya peran penting dalam menjaga kebersihan kota, terutama di Medan. “Peternak ini jangan dilihat hanya dari ternaknya. Mereka juga membantu mengurangi masalah sampah dan bau busuk kota. Sisa makanan rumah tangga dan limbah organik diolah jadi pakan ternak babi,” ujarnya.

Menurut Sutrisno, peran ini jarang disadari masyarakat. “Banyak yang belum tahu, peternak babi membantu mengelola sampah menjadi nilai ekonomi. Jadi mereka bukan hanya menjaga ternaknya, tapi juga menjaga lingkungan,” katanya di hadapan sekitar 215 peserta dialog yang terdiri dari peternak dan warga sekitar.

Dalam sesi tanya jawab yang berlangsung hangat, salah seorang peternak, Lenta Sumiati Br Hutabarat, menanyakan bagaimana mengenali ternak yang terinfeksi ASF.
Heri Ginting menjelaskan, ciri-cirinya antara lain hewan tidak mau makan; mengalami demam dan mengeluarkan lendir dari hidung; muncul bercak merah pada kulit; mengeluarkan darah dari mulut, hidung, atau kelamin; kotorannya keras seperti kotoran kambing, da urin berwarna kuning kecokelatan.

“Kalau ada gejala seperti itu, segera pisahkan ternak dan laporkan ke dinas terkait,” pesannya.

Dialog kemudian ditutup dengan pembagian paket sembako kepada para peternak peserta kegiatan, sebuah wujud kepedulian di tengah upaya bersama menahan dampak ekonomi dari wabah flu babi.(*)

Kontributor: Rizky Z

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular