
Surabaya, – Menurut data UNESCO, Indeks minat baca masyarakat Indonesia adalah 0,001%, artinya hanya 1 orang dari 1.000 orang Indonesia yang rajin membaca. Hal ini menyebabkan Indonesia menempati peringkat paling rendah di ASEAN dalam hal minat baca.
Sementara menurut pakar pendidikan Unesa Prof. Mochamad Nursalim mengatakan bahwa buku masih sangat relevan dan menjadi sumber belajar yang utama. “Isi muatannya lebih terpercaya dibanding beberapa sumber lain karena melewati beberapa tahap seleksi, validasi, editing, juga menyajikan data dan informasi secara dalam dan komprehensif,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Karena itulah, dalam upaya mendukung tumbuh kembang budaya baca dan literasi Indonesia khususnya di Surabaya sejak usia muda, alumnus Universitas Airlangga (Unair), Sulaiman Rhosyid, bersinergi dan bekolaborasi bersama alumni Unair lainnya, mendirikan taman baca yang diberi nama Krida Literasi. Taman Baca yang masih dikhususkan untuk anak-anak usia SD dan SMP ini berlokasi di Jalan Endroso V/24B, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya di salah satu sudut rumahnya.
“Terbentuknya Taman Baca Krida Literasi berawal ketika saya melihat anak saya yang suka membaca buku. Kami pun tiap bulan membelikan buku untuk mereka. Di sisi lain kami melihat anak-anak di kampung kami banyak yang bermain di malam hari. Kan eman banget. Bisa jadi mereka juga punya keinginan untuk baca buku namun belum terfasilitasi atau belum ada buku di rumah mereka sendiri,” ujar Sule -sapaan akrabnya- mengisahkan awal mula niat mendirikan Krida Literasi itu, pada media ini, Rabu (23/10/2024).
Niat untuk mendirikan taman baca itu kian kuat tatkala ia sering melihat status whatsapp (WA) teman-teman dekatnya yang juga mendirikan taman baca yang juga memanfaatkan salah satu sudut rumahnya.
“Beberapa hari kemudian saya melihat status WA teman saya yang posting tentang taman baca di rumahnya. Akhirnya keinginan untuk mendirikan taman baca juga makin kuat. Kan sayang kalau buku di rumah hanya dibaca oleh anak saya saja,” imbuh Sule.
Dibantu istrinya dan beberapa temannya yang juga alumni Unair, Sule akhirnya membuat proposal dan mengajak jejaringnya untuk bersama-sama melakukan pengumpulan dan pembelian buku-buku dengan tema-tema umum dan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang baca anak-anak dan akhirnya terkumpul ratusan buku untuk pendirian awal pada momentum peringatan Hari Santri Nasional pada Selasa (22/10/2024) kemarin.
“Pembukaan Taman baca ini dihadiri oleh puluhan santri dari tiga TPQ yang ada di sekitar Kampung tempat tinggal kami dan diadakan bertepatan dengan Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober,” papar pria yang juga aktif sebagai pebisnis muda ini.

“Kami sengaja launching Taman Baca Krida Literasi di Hari Santri dengan harapan bisa menjadi sebuah momentum bagi anak-anak untuk terus mengembangkan diri melalui membaca,” kata Sule menambahkan.
Sule menegaskan ke depan bahwa ke depan, Taman Baca Krida Literasi akan membuat 3 program kerja, yaitu Bincang Asik, Aku Berani Tampil dan Belajar Bareng.

“Taman Baca Krida Literasi hadir sebagai tempat yang nyaman dan inspiratif untuk membaca, belajar, dan berdiskusi. Dengan koleksi buku yang beragam, kami berharap taman baca ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan inspirasi bagi masyarakat sehingga ke depan memiliki dampak pada tumbuh kembang literasi generasi muda Indonesia,” pungkasnya.
(rafel/tommy)



