Saturday, June 14, 2025
spot_img
HomePendidikanDoa dari Tanah Wali: Ikhtiar Batin Kepala Sekolah LP Ma’arif NU Surabaya...

Doa dari Tanah Wali: Ikhtiar Batin Kepala Sekolah LP Ma’arif NU Surabaya Demi Masa Depan Anak Bangsa

Para peserta ziarah wali yang terdiri dari kepala sekolah SD dan MI LP Ma’arif NU Kota Surabaya berfoto bersama di depan makam dan Masjid Kudus, Minggu (1/6/2025). (foto: LP Ma’arif NU Surabaya for Cakrawarta)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Di tengah tantangan zaman dan persaingan lembaga pendidikan yang kian ketat, para kepala sekolah SD dan MI Ma’arif se-Kota Surabaya memilih jalan sunyi: berziarah ke makam Wali Songo dan sowan kepada ulama sepuh, demi kesuksesan penerimaan siswa baru tahun ajaran 2025/2026.

Rangkaian perjalanan spiritual ini dipimpin langsung oleh Ketua Pengurus Cabang LP Ma’arif NU Surabaya, H. Cholil, M.Pd.I, bersama para kepala sekolah dari sekitar 100 lembaga pendidikan Ma’arif di bawah naungan NU Surabaya. Ziarah dilakukan selama dua hari, Sabtu (31/5/2025) hingga Minggu  (1/6/2025), menyusuri jejak spiritual Wali Songo di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Tidak semua masalah bisa diselesaikan secara rasional. Di tengah segala ikhtiar lahiriah -mempersiapkan sekolah yang nyaman, fasilitas lengkap, dan strategi promosi yang baik- kami percaya ada kekuatan batiniah yang tidak boleh dilupakan: doa dan keberkahan,” ujar H. Cholil dengan suara bergetar.

Ziarah dimulai dari Makam Sunan Ampel di Surabaya, kemudian dilanjutkan ke makam Syekh Asmorokondi, dan berakhir di kediaman KH. Abdul Matin Jawahir, Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Tuban, yang juga Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur.

Dalam sambutannya, KH. Abdul Matin menyebut para kepala sekolah sebagai “pejuang sunyi” yang menjaga marwah pendidikan Ahlussunnah wal Jama’ah di tengah kerasnya kehidupan kota.

“Kuatkan niat, jaga keikhlasan, karena keikhlasan itulah yang akan melahirkan keberkahan -bagi sekolah, murid, dan masyarakat,” ujarnya meneduhkan.

Sebagai bentuk restu dan penguatan spiritual, Kyai Matin mengijazahkan Hizb Autad yaitu amalan khusus yang diyakini mampu mendatangkan kekuatan batin dan keteguhan hati dalam menghadapi perjuangan pendidikan.

“Dengan hizb ini, semoga para siswa datang ke sekolah panjenengan dengan membawa keberkahan,” tambahnya.

Tak hanya memberi tausiyah, Kyai Matin juga berbagi kisah inspiratif tentang bagaimana ia membangun Pondok Pesantren Sunan Bejagung dari nol. Dari satu bangunan sederhana, kini berkembang menjadi tiga pesantren besar.

“Semua karena keikhlasan dan doa-doa yang tidak pernah putus,” kenangnya penuh haru.

Para peserta ziarah wali kepala sekolah MI dan SD LP Ma’arif NU Surabaya berfoto bersama sesuai sowan kepada Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH. Abdul Matin Jawahir di kediamannya di kompleks Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Tuban, Sabtu (31/5/2025). (foto: LP Ma’arif NU Surabaya for Cakrawarta)

Perjalanan spiritual kemudian dilanjutkan ke makam Sunan Bonang di Tuban, Sunan Muria dan Sunan Kudus di Kabupaten Kudus, hingga Sunan Kalijaga di Demak, Jawa Tengah. Meski diguyur hujan dan harus menempuh malam yang panjang, semangat tak surut. Bahkan untuk menuju puncak Gunung Muria, peserta rela naik ojek gunung selepas shalat Subuh.

“Perjalanan ini bukan sekadar tradisi ziarah. Ini bentuk cinta kami kepada generasi masa depan. Kami ingin setiap anak yang masuk ke sekolah Ma’arif tumbuh dalam keberkahan,” ucap salah satu kepala sekolah dengan mata berkaca-kaca.

Agenda awal sebenarnya mencantumkan kunjungan ke makam Raden Fatah, namun karena akses ditutup untuk acara khusus, ziarah dituntaskan di Sunan Kalijaga, dengan shalat Dhuhur berjamaah sebagai penutup.

Dengan penuh harap, rombongan kembali ke Surabaya membawa doa dan restu dari tanah-tanah keramat. Sebuah ikhtiar batin untuk menjemput berkah, bukan hanya untuk penerimaan siswa baru, tetapi untuk seluruh ekosistem pendidikan Ma’arif NU di Kota Pahlawan.

“Bismillah, semoga langkah ini menjadi jalan terang bagi pendidikan anak-anak kita. Karena sejatinya, setiap anak yang datang ke sekolah adalah amanah dari langit,” pungkas H. Cholil lirih.(*)

Kontributor: Ah. Zaini Ilyas

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular