Wednesday, April 24, 2024
HomeSains TeknologiKesehatanBenarkah Tidak Ada Yang Meninggal Karena Virus Corona? Ini Jawaban Ketum IDI

Benarkah Tidak Ada Yang Meninggal Karena Virus Corona? Ini Jawaban Ketum IDI

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pusat, dr. Daeng Muhammad Faqih, SH, MH bicara soal kisruh virus Corona yang menyebabkan ketidakpatuhan publik atas protokol kesehatan. (foto: istimewa)

 

JAKARTA – Penanganan wabah pandemi Covid-19 bukan saja masih panjang, melainkan justru banyak menimbulkan masalah baru. Salah satunya adalah munculnya dua kubu terkait wabah yang berasal dari Wuhan, China itu.

Pertama, Covid-19 dinilai sebagai sebuah konspirasi segelintir elit global. Kubu ini misalnya seperti Jerix SID yang kerap memposting di akun resmi instagramnya soal Covid-19 sebagai isu konspiratif.

Kedua, penyudutan terhadap masyarakat sebagai biang ketidaksuksesan program penanganan Covid-19 karena ketidakpatuhan masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan.

Antipati masyarakat terhadap wabah Covid-19 memang terlihat makin menguat. Apalagi beredar meme terkait dua pernyataan dua dokter senior yang semuanya memiliki relasi kuat dengan pemerintah baik di pusat maupun daerah. Pernyataan pertama adalah dari Achmad Yurianto selaku Jubir Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bentukan Presiden Joko Widodo. Jubir berlatar belakang dokter itu pernah menyatakan pada 11 Maret 2020 bahwa tidak ada kematian yang murni disebabkan oleh virus Sars-Cov-2 sebagai penyebab Covid-19. Ia berpendapat bahwa kematian yang ada karena faktor komplikasi dari penderita (faktor komorbiditas). Selain itu, muncul pula pernyataan dari Direktur RSUD Kota Mataram, dr. HL Herman Mahaputra. Pernyataannya senada dengan Achmad Yurianto.

Untuk mendapatkan kejernihan redaksi cakrawarta.com mencoba menghubungi Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pusat, dr. Daeng Mohammad Faqih, SH, MH, Selasa (16/6/2020).

“Kalau soal pernyataan Direktur RSUD Kota Mataram saya kira clear karena yang bersangkutan sudah klarifikasi dan meminta maaf pada Senin pekan lalu. Terkait pernyataan Achmad Yurianto, karena beliau belum klarifikasi sebaiknya anda klarifikasi ke yang bersangkutan saja. Saya tidak sedang dalam kapasitas menjawab itu,” ujar Daeng M Faqih.

Aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) senior itu, mengajak publik berpikir terkait Covid-19 dan kaitannya dengan kormobid (penyakit penyerta) pada pasien positif.

“Bandingan logikanya begini. Hipertensi misalnya, itu ada yang kekeh bilang tidak menyebabkan kematian. Tapi juga ada yang kekeh menyatakan jadi penyebab kematian karena hipertensi itu sebuah proses yang menyebabkan serangan jantung dan stroke,” imbuh dokter murah senyum ini.

Lebih jauh, pria asal Pamekasan Madura itu menegaskan bahwa semua infeksi virus secara teoretis adalah self limiting disease alias mereda sendiri dalam kurun waktu tertentu karena antibodi dalam tubuh manusia.

“Tapi secara fakta, bisa saja infeksi virus tersebut memicu sebuah proses dalam tubuh yang kemudian dengan proses tersebut bisa menyebabkan kematian. Itu virus Corona (virus sars-cov-2, red.) menyebabkan proses yang memicu dan dapat menyebabkan kematian yakni proses gagal nafas dan proses penggumpalan darah (coagulasi),” pungkasnya.

(bus/bti)

RELATED ARTICLES

Most Popular