Saturday, April 20, 2024
HomeEkonomikaBelum Kelarnya Gangguan Layanan BSI Disebut Berpotensi Turunkan Kepercayaan Nasabah

Belum Kelarnya Gangguan Layanan BSI Disebut Berpotensi Turunkan Kepercayaan Nasabah

ilustrasi layanan BSI. (foto: istimewa)

SURABAYA – Layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) tengah menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. Pasalnya, layanan bank syariah terbesar di Indonesia tersebut mulai dari mobile banking hingga Anjungan Tunai Mandiri (ATM) mengalami gangguan sistem. Kejadian tersebut tentunya membuat resah para nasabah. Bahkan gangguan tersebut sampai saat ini, Rabu (17/5/2023) belum sepenuhnya pulih apalagi ditambah isu soal peretasan dan peredaran data nasabah.

Pakar Ekonomi Syariah, Prof. Dr. Sri Herianingrum, SE., MSi., mengatakan bahwa sebenarnya perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukkan tren positif apalagi setelah beberapa bank syariah melakukan merger hingga terbentuk BSI.

“Dilihat dari aset bank, pembiayaannya, dan itu juga support oleh infrastruktur yang baik. Dengan merger bank syariah pemerintah menjadikan BSI semakin besar, apalagi dengan dukungan teknologi,” ujarnya pada media ini.

Tidak hanya itu, menurutnya, dengan gangguan yang terjadi dalam layanan BSI membuat masyarakat cukup khawatir ditambah dengan beragam rumor yang bermunculan. Menurunnya kepercayaan masyarakat menjadi salah satu dampak, terutama bagi masyarakat awam yang belum memiliki kepercayaan penuh terhadap bank syariah.

“BSI itu merupakan simbol dari perbankan syariahnya pemerintah, itulah yang membuat orang semakin trust. Tapi kok ternyata ada gangguan dan gangguannya itu bukan dalam hitungan jam,” ucapnya

Ia menilai, layanan teknologi informasi yang dimiliki BSI harus dilakukan mitigasi sempurna hingga pengendalian kontrol yang masif. Artinya, walaupun sebagai bank baru, BSI juga harus dikelola secara profesional. Karena jika tidak, hal ini akan berdampak bukan hanya kepada kepercayaan terhadap BSI saja, melainkan bank syariah secara umum.

Padahal bank syariah memiliki karakteristik tersendiri, salah satunya berfokus pada produk riil. Maka dari itu, keberlangsungan dan eksistensi yang dimiliki harus terus dijaga. Kalaupun memang terdeteksi terdapat kejahatan cyber, pengusutan tuntas dan perbaikan sistem harus dilakukan.

“Inikan produk jasa keuangan, jadi yang menentukan trust tidaknya nasabah baik sisi penabung, investor, pengambil pembiayaan itu sangat penting. Kalau kondisi ini terulang, akan bahaya untuk kelangsungan bank syariah,” tambahnya.

Karena itu, ia berpesan agar masyarakat tetap tenang dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan, termasuk untuk menarik uangnya. Karena baginya, hal tersebut akan bukan hanya berdampak bagi BSI itu sendiri melainkan pada keberlangsungan aktivitas ekonomi secara umum.

“Jangan buru-buru untuk rush money. Dirumah juga jangan lupa tetap sediakan uang cash. Bahkan kita di IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, red.) juga sudah memberikan lima rekomendasi,” pungkas dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga tersebut.

(mar/pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular