Monday, April 29, 2024
HomeSosial BudayaSastraAsah Potensi Pekerja Migran, KBRI Singapura Gelar Pelatihan Menulis Bersama Gol A...

Asah Potensi Pekerja Migran, KBRI Singapura Gelar Pelatihan Menulis Bersama Gol A Gong

Gol A Gong saat menyampaikan materi kepenulisan di depan lebih dari dua ratus peserta penulisan kisah inspiratif yang dilaksanakan secara daring oleh KBRI Singapura, Minggu (22/10/2023). (foto: KBRI Singapura)

SINGAPURA  – “Menulis kisah inspiratif itu justru harus berdasarkan fakta, bukan fiksi,” tegas Gol A Gong di depan lebih dari dua ratus peserta penulisan kisah inspiratif yang dilaksanakan secara daring, Minggu (22/10/2023). Pelatihan penulisan kisah inspiratif ini dilaksanakan oleh SIP Publishing bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura dengan menghadirkan Gol A Gong, penulis sekaligus Duta Baca Indonesia yang mulai bertugas sejak 2021 mengganti Najwa Shihab. Pelatihan ini dilaksanakan secara gratis dan dihadiri peserta dari Indonesia, Singapura, Hongkong serta beberapa negara lain dari beragam kalangan.

“Kisah inspiratif dapat bersumber dari siapa saja, termasuk dari kita sendiri,” lanjut Gola A Gong yang novelnya terkenal, Balada Si Roy, baru saja dirilis menjadi film layar lebar dengan judul yang sama pada tahun 2023 ini. Kisah inspiratif yang berasal dari diri sendiri harus meyakini terlebih dahulu bahwa apa yang dilakukan seseorang dapat memberi inspirasi positif bagi pembaca.

“Langkah penulisannya sama seperti langkah jurnalistik, kita harus melalukan personal literatur terlebih dahulu,” tambah penulis yang sejak kecil tangannya sudah diamputasi karena kecelakaan. Gol A Gong memberikan contoh dirinya sendiri. Keterbatasan secara fisik tidak membuat dia berhenti berkarya.

“Sejak tangan saya diamputasi, saya merasa dicap orang lain sebagai beban keluarga. Tapi saya menunjukkan sebaliknya. Saya tetap berkarya dan berusaha,” ujarnya. Gol A Gong selain sudah menulis hampir 120 judul buku, juga tercatat sebagai atlet para-olympic.

Dia menitip pesan kepada semua keluarga, jika ada anggota keluarga yang punya masalah fisik, jangan dicap sebagai beban.

“Bantu dan beri mereka semangat agar tetap berkarya. Salah satunya melalui buku dan menulis” ujarnya bersemangat.

Pelatihan penulis kisah inspiratif ini menjadi bagian dari semangat KBRI Singapura memberikan peluang pelatihan bagi pekerja migran Indonesia di Singapura untuk menemukan potensi diri melalui menulis.

”Pekerja Migran Indonesia di Singapura punya banyak potensi, salah satunya sebagai penulis. Setidaknya belasan orang yang saya temui hingga sekarang tetap berkarya menulis puisi, cerpen, dan menerbitkan buku secara independen sambil menuntaskan tanggung jawab mereka sebagai pekerja domestik,” jelas atase pendidikan dan kebudayaan KBRI Singapura, IGAK Satrya Wibawa dalam rilis medianya yang diterima redaksi, Senin (23/10/2023).

Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi juga berupaya mendorong potensi talenta Indonesia melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) menyelenggarakan Festival Literasi Siswa Indonesia (FeLSI) sebagai upaya mewadahi pengembangan prestasi talenta peserta didik di bidang bahasa dan literasi.

”Misi serupa kami mulai kembangkan di Singapura, dengan memberikan pembinaan dan bantuan kepada pekerja migran Indonesia yang ingin membuat komunitas menulis,” jelas Satrya. Bentuk bantuan akan berupa penyediaan fasilitas pembelajaran, pelatihan hingga nantinya penerbitan buku karya pekerja migran Indonesia di Singapura. Komunitas penulis pun mulai didirikan untuk menampung talenta-talenta dalam penulisan tersebut.

”Ini akan membantu upaya pemerintah Indonesia menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi UNESCO yang sudah diinisiasi sejak tahun lalu,” tambah Satrya lagi. Dengan jumlah penduduk sekitar 280 juta jiwa maka bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa resmi UNESCO menjadi sangat rasional.

”Kita akan dukung, salah satunya dengan memperbanyak sumber literasi berbahasa Indoenesia, termasuk nantinya dari pekerja migran Indonesia di Singapura ini,” tutur Satrya yang juga diminta menjadi salah satu tim penasehat Komunitas Penulis Indonesia di Singapura ini.

Saat ini diperkirakan terdapat lebih dari seratus ribu pekerja migran Indonesia bekerja di Singapura pada sektor domestik yang didominasi perempuan dengan beragam latar belakang. Banyak di antara mereka sudah menamatkan pendidikan sekolah menengah dan juga punya beragam profesi sebelum memilih bekerja di Singapura.

(rils/bus)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular