JAKARTA – Hari ini, Senin (5/10) merupakan hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-70. Banyak pihak memberikan ucapan selamat tapi tak sedikit yang menyelipkan pesan penting akan peran signifikan TNI sebagai penjaga kedaulatan tanah air. Salah satu pesan demikian datang dari Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI). Melalui Ketua Umumnya, APKLI memberikan ucapan selamat sekaligus memberikan pesan tersurat kepada TNI.
“Kami yakin diusia ke-70, TNI semakin matang dan kuat. TNI takkan biarkan siapa saja yang mengganggu kedaulatan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu, APKLI mendesak TNI melibas siapa saja yang menggadaikan kedaulatan NKRI dan mengusir penjajah rakyat dan bangsa Indonesia,” ujar Ali Mahsun Ketua Umum DPP APKLI kepada Cakrawarta di Jakarta, Senin (5/10).
Ali menambahkan, bersama seluruh rakyat, pihaknya yakin TNI mampu dan mau menjaga dan mempertahankan kedaulatan bangsa, eksistensi dan keutuhan NKRI. Karena Indonesia bukan negara bagian Cina atau bangsa asing lainnya.
“Selamat HUT TNI ke-70, mari bersama dan bersatu merebut kembali kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. Merebut kembali karakter dan jati diri bangsa Indonesia. Merebut kembali aset ekonomi dan kekayaan Indonesia. Merebut kembali harapan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesia. Merebut kembali Pancasila dan UUD 1945 (asli) sebagai pijakan dasar tata kelola bangsa dan Negara Kesatuan RI,” pungkas Ali yang juga Presiden Barisan Oposisi Nasional – BOND Untuk Indonesia tersebut.
Sekedar informasi, hari ini, Senin (5/10) diselenggarakan puncak peringatan Hari Ulang Tahun TNI ke-70 di Dermaga Kiat Indah milik Sinarmas Group. Menurut laporan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Sinarmas Group merupakan salah satu penyumbang terbesar kebakaran hutan di Indonesia khususnya di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Manajer Kampanye Eksekutif Nasional WALHI, Edo Rakhman, mengatakan dari hasil overlay (analisa tumpang susun) titik api dengan konsensi perusahaan menunjukkan bahwa di empat provinsi (Jambi, Sumsel, Riau, dan Kalimantan Tengah) terdapat 19 perusahaan dari grup Sinarmas yang teridentifikasi areal konsesinya teradi kebakaran hutan dan lahan diluar 27 perusahaan dari Grup Wilmar.
(am/bti)