Friday, March 29, 2024
HomeBerita AllAPKLI Desak Jokowi Mundur Jika Tak Mampu Segera Turunkan Harga Pangan dan...

APKLI Desak Jokowi Mundur Jika Tak Mampu Segera Turunkan Harga Pangan dan Normalkan Ekonomi

Mediasi Persoalan PKL Monas oleh Ketum DPP APKLI Ali Mahsun, dr., M. Biomed bersama Satpol PP dan ribuan PKL, Minggu (14/6)
Mediasi Persoalan PKL Monas oleh Ketum DPP APKLI Ali Mahsun, dr., M. Biomed bersama Satpol PP dan ribuan PKL, Minggu (14/6)

JAKARTA – Para PKL (Pedagang Kaki Lima) mengeluhkan bahwa omset penjualan mereka menurun. Hal tersebut disampaikan para PKL kepada Ketua Umum DPP Asosiasi PKL Indonesia, Ali Mahsun dalam acara Halal Bihalal Lebaran 2015.

“Omzet jualan bakso dan sosis di Pasar Abdul Gani Gembrong Jakarta Pusat anjlok dari Rp 7,5 juta menjadi Rp 4 juta per hari, turun lebih 40%. Keuntungan per item diturunkan semula Rp 1000 jadi Rp 500 juga tidak berpengaruh pada omzet karena pembeli makin sepi,” keluh H. Iskandar, pedagang bakso dan sosis di Jakarta, Sabtu malam (22/8).

Menurut pedagang, harga daging sapi dan ayam pun masih tetap tinggi sehingga penurunan penjualan mencapai angka 50%.

“Harga daging sapi masih melambung Rp 120 ribu/kg, ayam kecil Rp 25 ribu/ekor, telor nasi goreng 28 ribu/kg. Pembeli makin sepi, biasanya sehari laku 150 ekor ayam kini tinggal 80 ekor, omzet turun hampir 50%,” tambah Samino, pedagang ayam pada kesempatan yang sama.

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini makin melambat sehingga dinilai menjadi beban berat bagi rakyat, juga para pedagang. Karenanya, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Taufiqurrahman, meminta para pedagang bersatu dan berorganisasi dengan baik.

“Saya tetap komitmen dan selalu membela kepentingan pedagang, mengkomunikasikan aspirasi pedagang ke Pemprov DKI Jakarta. Saya juga berharap, pedagang di pasar abdul gani gembrong dan pedagang di seluruh DKI Jakarta segera ikuti program Kredit Tanpa Agunan Grameenk Bank dari APKLI. Program ini sudah terbukti sukses angkat ekonomi rajyat seperti yang dilakukan Mohammad Yunus di Bangladesh bahkan meraih hadiah Nobel,” tegas Taufiqurrahman.

Keadaan tersebut dinilai oleh Ali Mahsun sebagai bukti kegagalan pemerintah dalam mengelola perekonomian nasional.

“Apa yang dialami pedagang pasar abdul gani gembrong juga merata dialami pedagang diseluruh Indonesia. Hal ini sesuai dengan hasil Gerilya PKL Kawasan Ekonomi Strategis di lima wilayah (Wilayah Jawa Tengah: Tegal Raya, Semarang, Solo Raya, dan Wikayah Jawa Timur: Mojokerto, Jombang, Surabaya dan Malang Raya) yang dilakukan APKLI paska lebaran jingga 22 Agustus 2015. Omzet anjlok, untung makin tipis kadang merugi karena pembeli makin sepi akibat makin rendahnya daya beli rakyat. Bahkan di Pasar Grosir Solo (PGS) omzet anjlok hingga 70%. Kenyataan tersebut bukti bahwa Pemerintah telah gagal kelola perekonomian nasional,” ujar Ali Mahsun.

Namun demikian, APKLI berharap para pedagang tak boleh putus asa harus tetap menjalankan usahanya untuk melayani masyarakat dengan harga yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat.

“Kalau rakyat saat ini sengsara, pedagang jangan atau tak boleh aji mumpung. Demikian juga kalau sejahtera juga harus bersama-sama. Fondasi ekonomi Indonesia sangat rapuh dan ke depan kondisi serupa tak boleh terjadi. Untuk itu, para pedagang usahanya harus maju, berkembang, naik kelas dan menjadi pilar utama kokohnya fondasi ekonomi bangsa, tak mudah goyah akibat gejolak ekonomi global dan serbuan liberalisasi ekonomi baik berdalih MEA 1 Jajuari 2016 maupun pasar tungal dunia 2020. Untuk itu APKLI lakukan percepatan realisasi Program KTA Grameen Bank dengan plafon Rp 2 – 30 juta plus pendampingan yang dimaksudkan untuk mendorong kemajuan dan daya saing usaha para pedagang secara akseleratif di seluruh tanah air, tegas Ali merespon keluhan para PKL.

Apabila pemerintahan Jokowi-JK tidak mampu membenahi keadaan yang kian memberatkan rakyat banyak ini, Ali menegaskan lebih baik Jokowi-JK serahkan mandat yang diberikan rakyat kepadanya.

“Kondisi perekonomian bangsa makin terpuruk. Kurs rupiah makin anjlok tembus Rp 14 ribu per Dollar US. Harga pangan naik tak terkendali, daya beli rakyat makin turun, PHK massal dimana-mana. Rakyat makin miskin dan kelaparan. Ancaman keamanan dan kriminalitas naik drastis bahkan di kampung-kampung dibeberapa daerah terjadi pencurian setiap harinya. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut karena bisa berujung Revolusi Sosial yang harganya sangat mahal. Jika JokowiJK tak mampu segera turunkan harga, dongkrak kurs rupiah kembali Rp 9500 per Dollar US, tingkatkan daya beli rakyat dan atasi melonjaknya pengangguran akibat PHK massal, APKLI minta JokowiJK segera mengundurkan diri dan serahkan kembali mandat ke rakyat,” pungkas Ali yang didampingi Wabendum DPP APKLI Aktavia Zaputra dalam acara tersebut.

(am/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular