Friday, March 29, 2024
HomeGagasanAmbisi Trump Raih Nobel Perdamaian Terus Gagal

Ambisi Trump Raih Nobel Perdamaian Terus Gagal

 

Penghargaan Nobel adalah penghargaan yang diinisiasi oleh Afred Nobel pada tahun 1895. Nobel Perdamaian merupakan satu dari 6 penghargaan lainnya yang juga tak kalah bergengsi yang meliputi bidang fisika, kimia, sastra, kedokteran atau psikologi dan ilmu ekonomi.

Menurut “TIME Magazine,” Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump beberapa kali menyatakan bahwa dia pantas memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian.

Bahkan sejak rapat umum bulan Januari 2020 di Toledo, Ohio, Presiden Trump mengatakan bahwa Hadiah Nobel 2019 seharusnya diberikan padanya.

Selain itu, pada tahun 2018, Trump juga mengatakan bahwa dirinya pantas mendapatkan penghargaan tersebut.

Trump mengatakan hal tersebut karena merasa berjasa atas upayanya meyakinkan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un untuk menyerahkan senjata nuklir.

Namun, laporan rahasia Perserukatan Bangsa Bangsa (PBB) baru-baru ini menunjukkan bahwa Korea Utara masih terus melanjutkan program senjata nuklirnya.

Hari Rabu, 17 Juli 2019, penerima Hadiah Nobel Perdamaian PBB 2018 Nadia Murad, berasal dari kelompok Yazidi, Irak (tengah) bertemu dengan Presiden AS di Oval Office Gedung Putih.

Di saat itulah terjadi percakapan Trump dengan penerima hadiah Nobel Perdamaian 2018 Nadia Murad. Awalnya Trump yang duduk membelakangi Nadia Murad yang sedang berdiri, menoleh ke kanan memulai pembicaraan setelah diperkenalkan staf Gedung Putih. Ia menanyakan, “Anda memiliki hadiah Nobel?”

Donald Trump memang mengetahui tentang aktivis Yazidi, Nadia Murad, yang berhasil menerima hadiah Nobel Perdamaian 2018. Setelah interaksi dibuka, Nadia Murad bercerita banyak dalam Bahasa Inggris yang fasih.

Nadia Murad, atau lengkapnya Nadia Murad Basee Taha, pada Jumat, 5 Oktober 2018, merupakan salah seorang perempuan Irak yang sangat berbahagia. Bagaimana tidak. Namanya diumumkan sebagai penerima hadiah Nobel Perdamaian 2018 di ibu kota Norwegia, Oslo.

Trump tahun 2020 ini gagal menerima Hadiah Nobel Perdamaian 2020, tetapi ia sudah dinominasikan untuk tahun 2021. Berarti setelah Pemilihan Presiden AS di bulan November 2020. Ada dua kemungkina terjadi di Pemilihan Presiden 2020 ini. Trump menang, maka jika Hadiah Nobel Perdamaian jatuh ke tangannya, akan memperkuat posisi kepresidenannya untuk empat tahun mendatang. Jika Trump kalah, dapat dipastikan jika Hadiah Nobel yang diterimanya tahun 2021, hanya melengkapi data diri pribadinya semata.

Seperti telah diumumkan, bahwa beberapa penerima Hadiah Nobel sudah diumumkan minggu ini, awal Oktober 2020.

Nobel dianggap salah satu penghargaan paling bergengsi di dunia. Tahun 2020 ini khusus untuk Hadiah Nobel Perdamaian di berikan kepada Badan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau WFP.

Komite Nobel Perdamaian menyebutkan, pandemi corona memicu tambahan ancaman bahaya kelaparan bagi jutaan warga dunia. Karena itu menyerukan kepada pemerintahan di seluruh dunia, untuk menjamin bantuan finansial bagi Program Pangan Dunia-WFP agar tetap bisa memberikan bantuan pangan bagi orang yang kelaparan.

“Program Pangan Dunia-WFP memainkan peranan kunci dalam kerjasama multilateral dan menjadikan keamanan pangan sebagai instrumen perdamaian. WFP menjadi kekuatan pengendali untuk mencegah penyalah gunaan kelaparan sebagai alat perang dan konflik. Dengan pecahnya pandemi Covid-19, hal ini semakin mencuatkan relevansinya”, tambah ketua Komite Nobel Perdamaian itu.

“Karena itu solidaritas internasional dan kerjasama multilateral semakin diperlukan dibanding masa sebelumnya”, pungkas Berit Reiss-Andersen dalam konferensi persnya.

_Bantu 100 juta orang kelaparan tiap tahun_

Prorgam pangan Dunia-WFP yang berkantor pusat di Roma melaporkan, mereke membantu hampir 100 juta orang di 88 negara setiap tahunnya. Disebutkan sekitar 10 persen warga dunia masih menghadapi bahaya kelaparan dan tidak memiliki cukup makanan untuk dikonsumsi.

Program Pangan Dunia memperkirakan jumlah orang kelaparan akan meningkat menjadi 265 juta orang dalam beberapa tahun ke depan. Karena itu, Komite Nobel menyerukan, agar jangan mengurangi bantuan keuangan kepada WFP.

Dalam reaksi pertamanya WFP menyebutkan, ini merupakan momen yang membanggakan. Kepala WFP David Beasley yang saat pengumuman berada di Niger menyatakan kepada Associated Press, “Bagi saya, untuk pertama kalinya dalam hidup ini, saya tidak bisa mengucapkan satu katapun. Saya terkejut sekaligus sangat bahagia Program Pangan Dunia atas upayanya memerangi kelaparan dan meningkatkan kondisi perdamaian di daerah-daerah yang terkena dampak konflik.

Hampir setengah dari 119 negara masih mengalami tingkat kelaparan yang bisa dikatakan cukup serius dan tergolong mengkhawatirkan. Di antaranya:

1. Republik Afrika Tengah

Republik Afrika Tengah atau Central African Republic (CAR) menjadi negara yang menempati urutan pertama sebagai negara paling lapar dunia. Negara dengan tingkat kelaparan yang tinggi ini mendapatkan skor GHI sebesar 53,7 yang membuatnya masuk dalam kategori sangat mengkhawatirkan.

Tingginya tingkat kelaparan di Republik Afrika Tengah kemungkinan besar dikarenakan  ketakstabilan yang dialami, terjadinya kekerasan etnis, dan adanya konflik sejak tahun 2012. Hal tersebut sangat berpengaruh pada produksi makanan. Kini lebih dari separuh penduduk Republik Afrika Tengah membutuhkan bantuan kemanusiaan.

2. Chad

Chad menjadi negara kedua yang mengalami kelaparan parah. Faktor utama penyebab terjadinya kelaparan adalah terjadinya gagal panen akibat kekeringan berkepanjangan serta hujan yang tidak bisa diprediksi. Banyak penduduk Chad yang bertahun-tahun berjuang melawan kelaparan.

Menurut laporan, sepertiga penduduk mengalami gizi buruk kronis dan 40 persen anak di bawah 5 tahun yang tinggal disana mengalami kekerdilan. Pengungsi di Chad yang berasal dari negara berkonflik juga mengalami kelaparan sehingga sangat membutuhkan bantuan berupa makanan.

3. Yaman

Sebagian besar penduduk Yaman pergi dari rumahnya karena adanya konflik brutal yang berupa perang saudara. Hal inilah yang menjadi faktor utama penyebab krisis pangan di Yaman. Menurut data, sekitar 18 juta penduduk mengalami kelaparan, 8 juta beresiko mengalami kelaparan, dan 11 juta diantaranya sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk dapat bertahan hidup.

 

DASMAN DJAMALUDDIN

Sejarawan dan Wartawan Senior

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular