Lumajang, – Sejumlah aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), BEM Universitas ITB Widya Gama, BEM Universitas Lumajang, BEM STIH Jendral Sudirman yang tergabung dalam ‘Aliansi Pemuda Lumajang Bergerak’ menggelar aksi di depan gedung DPRD Kabupaten Lumajang, pada Rabu (12/6/2024).
Dalam keterangannya pada media ini, aksi yang dilakukan aliansi pelajar dan mahasiswa se Kabupaten Lumajang tersebut, membawa 2 tuntutan yang berisi penolakan terhadap kebijakan pemerintahan Joko Widodo yakni tabungan perumahan rakyat (Tapera) dan untuk stop melakukan kriminalisasi terhadap aktivis.
Dalam penyampaiannya, massa aksi menilai bahwa kebijakan Tapera justru menambah beban rakyat. Jauhari selaku Koordinator Aksi mengatakan bahwa kebijakan Tapera menjadi beban masyarakat dan nampak sebagai sebuah bentuk “pemerasan” di tengah beban rakyat yang luar biasa saat ini.
“Tapera ini sama dengan Tabungan Pemerasan Rakyat, karena diberlakukan di tengah rendahnya daya beli masyarakat, di tenggah tingginya pengangguran yang jumlahnya mencapai 10 juta orang,” tegas Jauhari.
Yang menarik, di tengah-tengah aksi terus, berlanjut puluhan aktifis Aliansi Pemuda Lumajang Bergerak juga membakar sejumlah banner dan kertas di depan gedung DPRD Kabupaten Lumajang sebagai bentuk protes.
Sementara itu, dihubungi terpisah, pada Kamis (13/6/2024) pagi, Ketua Umum PII Lumajang Rendi mengatakan bahwa pelajar, mahasiswa dan kaum intelektual dibutuhkan aksi turun ke jalannya sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan yang dinilai tidak pro rakyat.
“Dalam kondisi ekonomi yang sulit seperti ini pelajar sebagai kaum intelektual sangat diperlukan untuk turun ke jalan sebagai bukti keberpihakan kepada rakyat dan PII dalam hal ini PD PII Kabupaten Lumajang beserta elemen pemuda lainnya turun ke jalan bukan sebagai aksi bangga-banggaan atau keren-kerenan melainkan sebagai wujud keberpihakan PII kepada rakyat,” tandasnya.
(nob/rafel)