Saturday, June 14, 2025
spot_img
HomeHukumAksi Senyap TNI AL: Gagalkan Penyelundupan 199.800 Benih Lobster, Selamatkan Rp 29,97...

Aksi Senyap TNI AL: Gagalkan Penyelundupan 199.800 Benih Lobster, Selamatkan Rp 29,97 M Aset Negara

Konferensi pers TNI AL terkait penggagalan penyelundupan BBL di Mako Lanal Banten, Minggu (1/6/2025). (foto: Dispenal for Cakrawarta)

JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Di bawah remang fajar yang belum sepenuhnya terbit, di tengah hiruk-pikuk Pelabuhan Merak, sekelompok prajurit TNI AL bergerak senyap. Tanpa sorotan kamera, tanpa tepuk tangan, mereka menggagalkan upaya penyelundupan 199.800 ekor Benih Bening Lobster (BBL), harta karun kecil laut Indonesia yang selama ini menjadi incaran sindikat internasional.

Nilai ekonominya mencapai Rp29,97 miliar. Tapi bagi prajurit laut, angka hanyalah simbol. Yang mereka jaga adalah masa depan. Masa depan laut Indonesia, masa depan anak-anak nelayan, dan martabat bangsa.

“Ini bukan sekadar operasi penangkapan. Ini perjuangan untuk menjaga harapan,” tegas Laksamana Pertama TNI Uki Prasetia, S.T., M.M., Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) III Jakarta, dalam konferensi pers yang berlangsung di Mako Lanal Banten, Minggu (1/6/2025).

Dalam aksi cepat dan terkoordinasi, Satuan Tugas Gabungan Fleet One Quick Response (F1QR) Lanal Banten menyergap sebuah mobil minibus mencurigakan di terminal eksekutif Pelabuhan Merak. Mobil tersebut dikendarai oleh pasangan suami istri, DIS (35) dan MS (26), yang ternyata membawa 40 box styrofoam berisi ribuan benih lobster jenis pasir, hasil eksploitasi ekosistem laut yang seharusnya dijaga, bukan diperjualbelikan secara ilegal.

Mereka mungkin hanya dua sosok yang ditangkap. Namun di belakang mereka, ada jejaring gelap yang mengintai sumber daya maritim Indonesia. Upaya seperti inilah yang setiap hari dilawan oleh prajurit-prajurit laut, dengan senyap, dengan tekad, dan dengan cinta terhadap Tanah Air.

Penyelundupan BBL tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga menggerogoti fondasi ekonomi masyarakat pesisir. Benih-benih lobster itu seharusnya tumbuh di perairan Indonesia, dibudidayakan oleh tangan-tangan nelayan kita sendiri, menjadi sumber penghidupan yang lestari, bukan dijual murah keluar negeri lalu dibeli kembali dengan harga tinggi.

Usai konferensi pers, momen haru menyelimuti dermaga Lanal Banten. Dalam simbolisasi penuh makna, Laksamana Uki bersama jajaran Forkopimda dan instansi kelautan melepasliarkan kembali BBL ke laut lepas. Satu per satu benih kecil itu kembali menyentuh air, berenang bebas menuju habitatnya. Sebuah pengingat bahwa setiap nyawa kecil di laut punya arti besar bagi bangsa.

TNI AL menegaskan komitmennya untuk terus menjaga kedaulatan maritim Indonesia. Mengamankan laut bukan hanya soal patroli dan senjata, tapi juga soal keberpihakan pada masa depan. Sesuai perintah harian Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, setiap prajurit diminta meningkatkan pengawasan, penegakan hukum, dan perlindungan laut sebagai bagian dari cita-cita besar Indonesia Emas 2045.

Larangan ekspor ilegal BBL sendiri telah diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Lobster, Kepiting, dan Rajungan. Namun regulasi tak akan berarti jika tidak dibarengi dengan keberanian menjaga, dan itulah yang dilakukan para prajurit laut.

Laut Indonesia terlalu luas untuk dijaga oleh satu institusi saja. Maka TNI AL mengajak masyarakat, nelayan, dan semua pihak untuk bersama-sama menjaga kekayaan laut Nusantara. Karena laut bukan hanya sumber daya, ia adalah darah kehidupan bangsa maritim seperti Indonesia.(*)

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular