
SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Prestasi akademik kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Airlangga. Abdullah Muhammad Irsyad Syafiuddin, mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah, meraih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah dalam ajang Education Day Competition yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiraraja.
Kompetisi tersebut berlangsung pada Selasa (2/12/2025), dengan pengumuman pemenang dilakukan secara daring pada Kamis (4/12/2025). Karya Irsyad dinilai unggul karena memadukan kajian humaniora, teknologi, dan isu lingkungan secara kreatif dan lintas disiplin.
Irsyad mengungkapkan, gagasan yang mengantarkannya menjadi juara sebenarnya telah lama tersimpan. Namun, baru kali ini menemukan ruang yang tepat untuk diwujudkan. Ia mengaku tertantang untuk keluar dari batas disiplin ilmu yang selama ini digelutinya.
“Awalnya ide ini hanya tersimpan di kepala. Ketika ada lomba, saya merasa ini saat yang tepat untuk mengeksekusinya. Kita tidak perlu merasa terkungkung oleh jurusan. Saya anak sejarah, tapi harus belajar istilah ilmu lingkungan dan teknik informatika untuk bisa bersaing,” ujar Irsyad.
Dalam karya tulisnya, Irsyad menawarkan konsep gim edukasi perubahan iklim berbasis kearifan lokal Melayu, dengan mengambil inspirasi dari Tambo Minangkabau. Gim ini dirancang untuk memudahkan pemahaman isu perubahan iklim melalui pendekatan budaya dan narasi interaktif.
Menurut Irsyad, Tambo Minangkabau memang tidak berbicara tentang perubahan iklim dalam pengertian ilmiah modern. Namun, di dalamnya tersimpan pengetahuan ekologis dan nilai etika lingkungan yang relevan dengan persoalan krisis iklim hari ini.
“Saya melihat ada pengetahuan ekologis lokal yang bisa diterjemahkan menjadi media pembelajaran. Gim ini saya rancang dengan konsep multiple storyline, sehingga setiap pilihan pemain akan memengaruhi alur dan akhir cerita,” jelasnya.
Terinspirasi dari Diskusi Naskah Kuno di YouTube
Inspirasi awal ide tersebut, kata Irsyad, muncul setelah ia menyimak sebuah podcast di YouTube yang dipandu Bagus Mulyadi bersama filolog Sunda, Aditya Gunawan. Diskusi mereka tentang naskah-naskah kuno Nusantara, termasuk Tambo Minangkabau, membuka perspektif baru baginya.
“Mereka menyebut Tambo Minangkabau memiliki semacam concept of environmental ethic. Dari situ saya berpikir, kenapa tidak pengetahuan ini diterjemahkan ke dalam media yang lebih dekat dengan generasi sekarang, seperti gim,” tuturnya.
Prestasi yang diraih Irsyad menjadi cermin iklim akademik Universitas Airlangga, yang mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan lintas disiplin. Melalui penguatan tradisi keilmuan humaniora yang terbuka pada inovasi, Airlangga terus melahirkan mahasiswa berprestasi yang mampu mengaitkan pengetahuan masa lalu dengan tantangan masa depan.(*)
Kontributor: Khefti PKIP
Editor: Abdel Rafi



