Thursday, November 13, 2025
spot_img
HomePendidikanGubernur Khofifah: Pesantren Digipreneur Al-Yasmin Jadi Terobosan Santri di Era Digital!

Gubernur Khofifah: Pesantren Digipreneur Al-Yasmin Jadi Terobosan Santri di Era Digital!

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menandatangani prasasti peresmian Pesantren Digipreneur Al-Yasmin, Surabaya, Senin (10/11/2025) malam. (foto Al-Yasmin)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menilai kehadiran Pesantren Digipreneur Al-Yasmin Surabaya merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan pesantren di era digital. Pesantren ini disebut anti mainstream, karena justru mendorong para santrinya untuk memanfaatkan gawai dan teknologi sebagai bagian dari proses belajar dan berkarya.

“Kita bersyukur ada pesantren anti-mainstream seperti ini. Biasanya pesantren melarang santri membawa gawai, tapi di sini justru santrinya tidak mungkin tanpa gawai,” ujar Khofifah saat meresmikan Pesantren Digipreneur Al-Yasmin di Pagesangan Baru, Surabaya, Senin (10/11/2025) malam.

Peresmian pesantren yang dihadiri Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar itu berlangsung meriah dengan pertunjukan drone light show di halaman pesantren. Dalam kesempatan itu, Khofifah menyebut konsep digipreneur yang diusung Al-Yasmin sebagai langkah visioner dalam menjawab tantangan masa depan.

“Konsep pesantren seperti ini menjadi respons terhadap dunia tanpa batas. Dunia digital tak bisa dihindari, dan pesantren harus hadir untuk memberi panduan moral serta arah keagamaan di dalamnya,” tutur Khofifah.

Ia menambahkan, perkembangan teknologi seperti artificial intelligence atau akal imitasi (AI) seringkali disalahpahami. “Banyak yang mengira AI itu nyata, padahal tidak. Tapi pemanfaatannya nyata dan memberi manfaat besar bagi kehidupan. Misalnya di Surabaya, ada operasi kedokteran yang dibantu dokter spesialis dari luar negeri lewat teknologi AI,” katanya.

Menurut Khofifah, gagasan yang dikembangkan pengasuh Pesantren Digipreneur Al-Yasmin, H. Helmy M. Noor, merupakan langkah maju yang relevan dengan kebutuhan zaman. “Persoalan digital harus dikondisikan dengan baik. Bukan hanya bermain gawai setiap hari, tapi bagaimana teknologi memberi efisiensi dan efektivitas dalam kehidupan,” ujarnya.

Selain untuk pembelajaran agama, lanjut Khofifah, teknologi digital juga membuka peluang ekonomi baru, terutama di bidang wirausaha, pertanian, dan peternakan berbasis digital. “Karena itu, Pemprov Jatim terus mendorong kolaborasi dengan berbagai universitas dalam dan luar negeri untuk pengembangan teknologi informasi,” tambahnya.

Sementara itu, pengasuh Pesantren Digipreneur Al-Yasmin, H. Helmy M. Noor, menjelaskan bahwa pesantren ini berkonsep entrepreneurship, perpaduan antara pendidikan digital dan kewirausahaan, di bawah naungan Yayasan Santri Milenial Indonesia (Yasmin).

“Pesantren ini adalah cita-cita lama, sejak 25 tahun lalu, berangkat dari pesan almaghfurlah KH A. Hasyim Muzadi yang mengenalkan saya pada dunia digital. Pesan beliau sederhana: tekuni dan tularkan,” tutur Helmy.

Helmy juga mengenang bagaimana KH Hasyim Muzadi pernah membawanya ke sebuah kampus di India yang memiliki studio besar tempat lahirnya aktor-aktor Hollywood. “Beliau berpesan agar saya membuat hal serupa, tapi berbasis pesantren dan nilai Islam, sekaligus menangkal radikalisme di dunia digital,” ujarnya.

Kini, cita-cita itu mulai terwujud. Pesantren Digipreneur Al-Yasmin membuka ruang bagi santri bertalenta di berbagai bidang seperti public speaking, desain grafis, musik, digital marketing, content creation, media, advertising digital, hingga pertanian digital.

“Santri di sini bukan hanya belajar kitab, tapi juga menempa hobi menjadi profesi. Kami ingin santri tidak gagap teknologi, tapi menjadi pelaku ekonomi digital yang tetap berpegang pada nilai-nilai pesantren,” kata Helmy.

Acara peresmian juga dihadiri Sekretaris PWNU Jawa Timur Dr. H.M. Faqih dan Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jatim Dr. K.H.M. Sudjak, M.Ag.

Dengan visinya yang berpandangan jauh ke depan, Pesantren Digipreneur Al-Yasmin menjadi simbol perubahan wajah pesantren Indonesia — dari tempat menimba ilmu agama menjadi pusat lahirnya generasi santri kreatif, melek digital, dan mandiri ekonomi.(*)

Kontributor: Al-Yasmin

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular