
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Di tengah peringatan Hari Pangan Sedunia yang mengusung semangat “Bergandengan tangan untuk makanan yang lebih baik dan masa depan yang lebih baik”, justru muncul pernyataan publik yang dianggap menciderai upaya kesehatan nasional. Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, baru-baru ini menyebut bahwa rokok bukanlah penyebab kematian.
Pernyataan ini segera memantik gelombang kritik dari berbagai kalangan, termasuk dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Melalui rilis resminya, YLKI memberikan “kartu kuning” kepada Misbakhun karena dinilai menyesatkan publik dan melemahkan agenda perlindungan konsumen serta kesehatan masyarakat.
“Pernyataan Ketua Komisi XI DPR bahwa rokok bukan penyebab kematian adalah bentuk disinformasi. Ini menyesatkan dan menunjukkan sikap yang tidak berpihak pada kesehatan masyarakat,” ujar Ketua YLKI Niti Emiliana dalam keterangannya pada media ini, Sabtu (8/11/2025) malam.
YLKI menegaskan, pernyataan semacam itu bertentangan dengan konsensus ilmiah global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai lembaga medis internasional telah menetapkan rokok sebagai faktor risiko utama dan penyebab langsung dari sejumlah penyakit mematikan seperti kanker paru, stroke, dan penyakit jantung.
Lebih dari itu, YLKI menilai ucapan Misbakhun justru mengukuhkan asimetri informasi antara industri rokok dan konsumen. “Konsumen menjadi korban ketidaktahuan yang disengaja. Publik disuguhi narasi seolah-olah merokok tidak berbahaya, padahal data menunjukkan lebih dari 250 ribu orang Indonesia meninggal setiap tahun akibat penyakit terkait rokok,” tambah Niti.
YLKI mengingatkan para pejabat negara agar berhati-hati dalam menyampaikan informasi di ruang publik. Sebab, kata Niti, setiap pernyataan pejabat publik memiliki dampak psikologis dan sosial yang besar, terlebih dalam isu yang berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat.
“Ini bukan soal kebebasan berpendapat semata. Ini soal tanggung jawab moral seorang wakil rakyat untuk melindungi masyarakat dari risiko kesehatan dan jebakan informasi keliru,” tegasnya.(*)
Editor: Abdel Rafi



