Wednesday, December 17, 2025
spot_img
HomeEkonomikaTindak Tegas Mafia Deposito Rp 285 Triliun hingga Mafia Kios Rakyat, Ketua...

Tindak Tegas Mafia Deposito Rp 285 Triliun hingga Mafia Kios Rakyat, Ketua APKLI-P: Mereka Biang Kemiskinan dan Ambruknya Ekonomi Negara!

Ketua Umum APKLI Perjuangan dr. Ali Mahsun ATMO, M.Biomed (pegang microphone) dalam suatu acara beberapa waktu lalu. (foto: dokumen pribadi)

JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Pernyataan tajam Menkeu Purbaya bak petir di siang bolong mengguncang ruang publik. Ucapan yang menyeruak seperti membuka “kotak pandora” bobroknya tata kelola ekonomi nasional. Satu per satu kebusukan terkuak, layaknya lirik lagu Iwan Fals satu-satu daun berguguran.”

Mulai dari kisruh subsidi gas LPG 3 kilogram, harga BBM yang tak kunjung stabil, malasnya kinerja Pertamina, cukong penyelundupan tekstil dan rokok ilegal, hingga skandal mafia deposito rekening negara senilai Rp 285 triliun.

“Diduga praktik seperti ini terjadi di semua lini tata kelola ekonomi dan sumber daya negeri ini,” ujar Menkeu Purbaya yang bahkan berani menantang para pembelanya, “Saya dibentengi Presiden Prabowo Subianto.”

Purbaya menyebut para mafia ekonomi itulah biang kegaduhan, kemiskinan, pengangguran, dan ambruknya ekonomi bangsa. Mereka pula yang membuat Indonesia sebagai negara kaya sumber daya alam, terjebak dalam paradoks sebagai “negara miskin dengan utang menggunung.”

Menanggapi hal itu, Ketua Umum APKLI Perjuangan dr. Ali Mahsun ATMO, M.Biomed, menyatakan dukungan penuh kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menindak tegas para mafia ekonomi tersebut.

“Presiden harus bergerak cepat dan tegas. Tindak mereka, sita asetnya, dan hukum seberat-beratnya. Rakyat kecil, PKL, dan pelaku UMKM siap mendukung penuh langkah bersih-bersih ini,” tegas dr. Ali Mahsun dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (18/10/2025).

Lebih lanjut, mantan Ketua Umum Bakornas LKMI PB HMI 1995–1998 ini mengungkapkan bahwa persoalan serupa juga terjadi di tingkat akar rumput: mafia kios ekonomi rakyat.

“Mafia Kios bukan hanya di DKI Jakarta, tapi sudah merajalela di seluruh Indonesia,” ujar Ali Mahsun.

Ia mencontohkan, di Jakarta saja praktik kotor itu muncul di sejumlah pasar besar seperti Blok M, Pasar Barito, Pasar Taman Kuring, hingga Pasar Pramuka. Mereka dituding membuat gaduh, menindas pedagang kecil, dan merugikan ekonomi daerah.

“Fenomena itu hanya puncak gunung es. Mafia kios rakyat ini diduga kuat juga bermain di hampir semua pasar rakyat di Indonesia,” tambahnya.

Ali Mahsun pun mengingat pesan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat mencanangkan Gerakan Pasar Rakyat di Santa Modern Market, Jakarta Selatan. Saat itu, Gubernur Pramono menegaskan akan membersihkan segala bentuk premanisme di pasar, termasuk mafia kios ekonomi rakyat.

Dukung “Cuci Piring” dan “Sapu Halaman” Indonesia

Menurut Ali Mahsun, baik mafia deposito rekening negara maupun mafia kios rakyat sama-sama menjadi akar masalah ekonomi bangsa. Mereka, katanya, menyebabkan kegaduhan, memperlebar jurang kemiskinan, serta menghancurkan ekonomi rakyat dan negara.

“Paradoks Indonesia sebagai negara terkaya di dunia tapi miskin karena ulah para mafia itu harus diakhiri. Usut tuntas ke meja hijau. Hukum tanpa pandang bulu,” tegasnya.

Ali Mahsun menegaskan, APKLI Perjuangan bersama jutaan PKL dan pelaku UMKM di seluruh Indonesia akan terus berdiri di barisan depan mendukung Presiden Prabowo Subianto dalam “cuci piring dan sapu halaman Indonesia.”

“Maju terus Presiden Prabowo Subianto! Kami rakyat kecil siap di garis depan. Begitu juga Gubernur Pramono Anung Wibowo, teruslah bersihkan pasar rakyat dari mafia kios,” pungkas dokter ahli kekebalan tubuh jebolan FK Unibraw dan FKUI itu, yang selama 14 tahun dikenal sebagai “dokter ekonomi rakyat kecil Indonesia.”

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular