Friday, December 12, 2025
spot_img
HomePendidikanDunia KampusMahasiswa Baru Unsoed Rayakan Budaya Banyumas, Tanamkan Jati Diri Sejak Awal

Mahasiswa Baru Unsoed Rayakan Budaya Banyumas, Tanamkan Jati Diri Sejak Awal

Suasana penyambutan mahasiswa baru Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman, 15-16 Agustus 2025 lalu. (foto: Bachtiar Dj)

PURWOKERTO, CAKRAWARTA.com – Di tengah derasnya arus globalisasi yang kerap membuat generasi muda lebih bangga pada budaya impor, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman (FIB Unsoed) memilih jalannya sendiri. Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025 pada 15–16 Agustus tak hanya menjadi acara penyambutan, melainkan sebuah gerakan kultural dengan tema Bumi Budaya.

Langkah ini terasa kontras dengan kenyataan bahwa implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan masih menghadapi banyak pekerjaan rumah. FIB Unsoed justru bergerak dari bawah, menanamkan kecintaan pada tradisi sejak hari pertama ribuan mahasiswa menjejak kampus.

“Di tanah ini kita tumbuh bersama. Melalui budaya, kita menyatu sebagai keluarga,” kata Ketua Panitia PKKMB 2025, Iqbal Bayu Satrio dalam keterangannya, Selasa (19/8/2025).

Iqbal menegaskan, tema Bumi Budaya lahir dari filosofi Banyumas yakni Berbudi, Berbudaya, dan Berdampak. Nilai-nilai itu bukan hanya soal identitas lokal, melainkan karakter yang hendak ditanamkan kepada 1.164 mahasiswa baru: jujur, lugas, gotong royong, dan berakar kuat pada kearifan lokal.

Hari pertama PKKMB dimulai dengan upacara penerimaan dan Expo Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang menghadirkan ragam komunitas, musik, tari, hingga kreasi budaya. “Budaya itu bukan hanya soal seni tradisional. Ia juga hidup dalam cara kita berorganisasi dan berkreativitas,” ujar salah seorang panitia.

Puncak perayaan terjadi pada hari kedua lewat prosesi adat Ngunduh Kaluwargi Ingkang Rawuh, yang bermakna menyambut mahasiswa baru sebagai bagian dari keluarga besar kampus. Prosesi diawali tarian Cucuk Lampah, dilanjutkan adu pantun penuh tawa, dan ditutup dengan seni tradisional Begalan khas Banyumas.

Salah satu penampilan musik dalam momen Sambut maba FIB Unsoed l, 15-16 Agustus 2025 lalu. (foto: Bachtiar Dj)

“Awalnya saya kira hanya acara formal biasa, tapi ternyata setiap gerakannya punya arti yang dalam. Saya baru benar-benar merasakan budaya Banyumas,” ujar seorang mahasiswa baru.

Selain pertunjukan budaya, sastra menjadi jalan pemajuan kebudayaan. Setiap mahasiswa diminta menyumbangkan satu karya dalam proyek “1000 Puisi”. Kehadiran budayawan sekaligus penulis asal Purbalingga, Agus Sukoco, menambah bobot acara.

“Saya yakin generasi muda ini adalah pewaris budaya yang paling kuat. Karya-karya mereka adalah bukti nyata,” ucap Agus.

Isu lingkungan juga diintegrasikan. Mahasiswa diwajibkan mengenakan batik dan membawa tumbler. Aturan sederhana ini merefleksikan filosofi Banyumas yang menghargai harmoni manusia dengan alam. “Budaya bukan hanya tarian atau bahasa. Ia juga hidup dalam kebiasaan sehari-hari yang selaras dengan semesta,” tutur salah satu panitia.

PKKMB FIB Unsoed 2025 menyampaikan pesan kuat: kemajuan tak harus mengorbankan akar budaya. Justru dengan merayakan kearifan lokal, mahasiswa mendapat bekal berharga untuk menjadi generasi yang cerdas, kreatif, berkarakter, dan siap menularkan inspirasi positif ke masyarakat.

Langkah ini membuktikan, pemajuan kebudayaan bukan hanya urusan birokrasi atau kebijakan formal, melainkan tanggung jawab kolektif yang bisa dimulai dari institusi pendidikan. FIB Unsoed menunjukkan bahwa budaya bukan sekadar warisan, melainkan kekuatan adi daya yang harus terus dirayakan. (*)

Kontributor: Bachtiar Dj 

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular