Sunday, December 7, 2025
spot_img
HomePolitikaRefleksi HUT ke-80 RI: Peran Raja dan Sultan Nusantara dalam Lahirnya Kemerdekaan

Refleksi HUT ke-80 RI: Peran Raja dan Sultan Nusantara dalam Lahirnya Kemerdekaan

Ilustrasi. (foto: Brawijaya Insider)

JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia menjadi momentum untuk menengok kembali lembar sejarah yang jarang diungkap. Di balik Proklamasi 17 Agustus 1945, tersimpan peran besar para raja dan sultan Nusantara yang rela menyerahkan mahkota kekuasaan demi berdirinya negara kesatuan.

Ketua Umum Partai Daulat Kerajaan Nusantara (PDKN) Dr. Rahman Sabon Nama mengungkap, sejak abad ke-16 para raja-sultan telah menjadi garda terdepan melawan ekspansi Portugis dan Belanda. “Basis perjuangan mereka adalah menjaga kedaulatan dan harga diri bangsa dari ketamakan imperialis,” ujar Rahman dalam keterangannya, Jumat (15/8/2025).

Menurut Rahman, spirit perlawanan itu menginspirasi lahirnya gerakan kebangsaan di awal abad ke-20. Momen krusial terjadi pada 1945 ketika para penguasa tradisional dengan besar hati menyerahkan wilayah, sumber daya, dan kedaulatan kepada republik yang baru berdiri.

Soekarno, sebagai proklamator dan presiden pertama RI, memahami sepenuhnya makna “pemindahan kekuasaan” yang tercantum dalam teks proklamasi. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, yang menyatakan kekayaan alam dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat, menjadi landasan moral perjanjian tersebut.

Kode 101, simbol Collateral Dunia Dinasti Kerajaan Nusantara jadi logo PDKN. (foto: Rahman Sabon Nama)

Tak hanya itu, Rahman menuturkan, dalam rapat tertutup yang jarang terpublikasi, para raja-sultan juga menyerahkan aset emas dan logam mulia kepada negara melalui mekanisme “Dana Amanah Soekarno”, kelak dikenal sebagai Dana Harta Amanat Ampera. “Ini adalah wujud kepercayaan dan komitmen untuk mengentaskan penderitaan rakyat,” katanya.

Kini, di usia 80 tahun kemerdekaan, keluarga besar kerajaan dan kesultanan Nusantara, termasuk PDKN, menegaskan pentingnya mengingat perjanjian bersejarah itu. “Kode 101, simbol Collateral Dunia Dinasti Kerajaan Nusantara, kami gunakan sebagai identitas PDKN untuk menjaga warisan luhur tersebut,” ujar Rahman. (*)

Kontributor: Tommy

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular