JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Pemadaman listrik masif (blackout) yang melanda Bali dan Kota Bekasi menuai kemarahan publik. Direktur Center of Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, secara tegas mendesak agar seluruh jajaran Direksi dan Komisaris PT PLN (Persero) angkat kaki dari jabatannya.
“Sudah waktunya mereka mundur! Ini bukan cuma soal listrik padam, tapi soal harga diri bangsa yang dipertaruhkan. Dunia menyaksikan blackout di Bali—destinasi wisata internasional—dan itu memalukan!” tegas Uchok Sky di Jakarta, Senin (5/5/2025).
Dengan nada tinggi, Uchok menyentil besarnya gaji para petinggi PLN yang menurutnya tidak sebanding dengan kualitas pelayanan yang diberikan.
“Mereka digaji miliaran, tapi gagal menjamin pasokan listrik di tempat strategis seperti Bali? Gaji besar, tapi otak dan hatinya kecil!” sindirnya pedas.
Tak hanya itu, Uchok menilai permintaan maaf dari Menteri Sekretaris Negara sekaligus juru bicara Presiden, Prasetyo Hadi, sebagai langkah yang terlalu lunak.
“Kalau cuma minta maaf, itu tidak cukup! Harus ada tindakan nyata. Pak Mensesneg seharusnya merekomendasikan pemecatan Dirut PLN, Darmawan Prasodjo. Sudah terlalu lama dia nyaman di kursi empuk PLN, dan hasilnya? Blackout memalukan!” tandasnya.
Menurut Uchok, blackout selama lima jam di Bali bukanlah insiden kecil yang bisa ditoleransi. “Ini tamparan keras bagi citra Indonesia. Turis-turis asing terganggu, masyarakat resah, dan pemerintah malah adem-ayem. Ini bukan kelalaian biasa—ini pengkhianatan terhadap pelayanan publik!” serunya.
Ironisnya, setelah Bali gelap gulita, giliran Bekasi yang turut mengalami pemadaman listrik besar-besaran pada Sabtu (3/5/2025). Masyarakat semakin geram dan mempertanyakan: di mana tanggung jawab para petinggi PLN?
“Kalau mereka punya malu, hari ini juga mereka mundur! Jangan jadikan PLN ladang kenyamanan pribadi, sementara rakyat hidup dalam gelap!” pungkas Uchok geram. (*)
Editor: Abdel Rafi
