Infografis Infografis tahapan perkembangan lobster sesuai keterangan Gus Lilur pada media ini (foto: Cakrawarta)SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Sebuah langkah berani dan revolusioner tengah dilakukan oleh PEBITALEKARA Grup, perusahaan yang bergerak di bidang kelautan, melalui program pemijahan lobster yang digadang-gadang bisa menjadi yang pertama berhasil di dunia.
Dalam keterangannya pada media ini, Kamis (24/4/2025), Khalilur R. Abdullah Sahlawiy dari PEBITALEKARA Grup mengatakan bahwa Pada Minggu (27/4/2025) mendatang, pihaknya akan mengirimkan sebanyak 2,5 juta larva lobster tahap naupliosoma ke keramba-keramba pemijahan yang tersebar di beberapa teluk di gugusan Teluk Kangean. Pengiriman ini menjadi bagian dari uji coba awal dalam rangkaian panjang proses pemijahan lobster yang dikenal sangat kompleks dan menantang.
“Seluruh dunia hingga hari ini belum ada satu pun negara, institusi, atau lembaga penelitian yang berhasil memijahkan lobster hingga dewasa secara penuh,” ujar pria yang akrab disapa Gus Lilur itu. “Kami mohon doa agar upaya ini bisa menjadi tonggak sejarah dunia budidaya laut,” imbuhnya.
Tahapan Panjang Menuju BBL
Menurut Gus Lilur, larva lobster dikenal memiliki tahapan perkembangan yang panjang dan menuntut kondisi lingkungan yang sangat spesifik. Mulai dari stadia naupliosoma yang hanya berlangsung 1-3 hari, hingga mencapai tahap juvenil yang membutuhkan waktu lebih dari 40 hari.
“Bahkan, untuk mencapai ukuran BBL (Benih Besar Lobster) sepanjang 5-7 cm, dibutuhkan waktu sekitar 6 hingga 7 bulan,” tegasnya.
Proses lanjutan dari juvenil menuju sub-dewasa memakan waktu 6-12 bulan, dan untuk mencapai lobster dewasa dibutuhkan waktu antara 1 hingga 3 tahun. Tantangan terbesar selama ini adalah tingkat kematian larva yang sangat tinggi, terutama setelah melewati hari ke-39.
Kolaborasi Maritim Nusantara
Dalam pelaksanaannya, lanjut Gus Lilur, PEBITALEKARA Grup akan berkolaborasi dengan Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup) sebagai pemilik keramba-keramba pemijahan lobster di Teluk-teluk Kangean.
“Lingkungan laut di wilayah tersebut ideal karena kaya akan asupan makanan alami bagi larva lobster,” tukas Gus Lilur.
Setelah pengiriman awal, lanjutnya, jutaan naupliosoma lainnya akan dikirimkan secara rutin setiap dua minggu untuk memperkuat dan memperluas skala pemijahan.
“Jika uji coba ini berhasil, maka Indonesia — khususnya Situbondo dan Kangean — akan tercatat sebagai lokasi pertama di dunia yang mampu memijahkan lobster hingga bertahan hidup secara penuh dan berkelanjutan. Bismillah,” tutup Gus Lilur penuh harap dan keyakinan akan keberhasilan misi besarnya tersebut.
(tommy/rafel)



