Wednesday, July 16, 2025
spot_img
HomeSains TeknologiKesehatanWujud Pentaheliks, FKM Unair Dampingi UNAIDS Dan Stakeholder Terkait Lakukan Evaluasi Program...

Wujud Pentaheliks, FKM Unair Dampingi UNAIDS Dan Stakeholder Terkait Lakukan Evaluasi Program Integrasi HIV dan Layanan Kesehatan Primer di Surabaya

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, drg. MVS Mahanani, M.Kes (berkacamata pojok kanan) saat mempresentasi kemajuan capaian Jawa Timur terkait implementasi program upaya triple elimination yaitu HIV/AIDS, Hepatitis B dan Sifilis di Ruang Gendis Dinkes Kesehatan Jatim, Surabaya, Kamis (20/7/2023). (foto: cakrawarta)

SURABAYA – Sasaran target HIV global saat ini adalah mengakhiri AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030. Dalam rangka mengakhiri epidemi HIV secara global tersebut, UNAIDS menargetkan upaya mengeliminasi HIV di tahun 2025 melalui mekanisme yang dikenal dengan jalur 95-95-95. Artinya, capaian target Orang Dengan HIV (ODHIV) diketahui status HIV-nya harus mencapai angka 95%, kemudian dari data tersebut maka ODHIV yang bisa diobati juga harus mencapai angka 95% dan terakhir dari proses pengobatan tersebut maka ditargetkan ODHIV dengan supresi virus atau virusnya dapat ditekan perkembangannya mencapai 95%.

Untuk mencapai hal tersebut, strategi yang dilakukan United Nations (UN) Joint Programme adalah dengan mengintegrasikan program penanganan HIV tersebut ke dalam pelayanan kesehatan primer (level Puskesmas) yang tentu membutuhkan peran dan sinergi dari berbagai sektor.

Karena itulah, pada Kamis-Jumat (20-21/7/2023) lalu, tim dari UNAIDS melakukan kunjungan ke Indonesia untuk melakukan evaluasi. Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota Surabaya menjadi perwakilan wilayah kota yang dilakukan evaluasinya oleh Tim UNAIDS karena di Surabaya terdapat Puskesmas dengan layanan prima untuk kasus HIV diantaranya Puskesmas Sememi dan Puskesmas Kedungdoro.

“Kunjungan dilakukan tim UNAIDS ebagai bagian evaluasi independen atas kerja UNAIDS Joint Programme dalam meningkatkan hubungan antara HIV dan Primary Health Center (Puskesmas). Kegiatan ini dihadiri juga oleh tim Unicef Indonesia, Tim WHO Indonesia, Tim Dinkes Jawa Timur dan Dinkes Surabaya serta tentunya Tim FKM Unair yang ikut mendampingi,” ujar Nyoman Anita Damayanti selaku PIC Tim GELIAT FKM Unair yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, Minggu (23/7/2023).

Menurut Nyoman Anita, agenda kunjungan Tim UNAIDS adalah mengadakan kunjungan dan diskusi di Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan dilanjutkan di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada hari pertama.

“Selanjutnya pada hari kedua, tim melakukan agenda kunjungan ke Primary Health Center (Puskesmas, red.) yang merupakan perwakilan di wilayah kota Surabaya karena terpilih sebagai puskesmas dengan layanan prima untuk kasus HIV antara lain Puskesmas Sememi dan Kedungdoro serta kunjungan ke salah satu Yayasan Mahameru yang konsen terhadap masalah HIV,” papar Nyoman Anita lebih lanjut.

Menurut guru besar administrasi dan kebijakan kesehatan FKM Unairu itu, Yayasan Mahameru menjadi salah satu tujuan kunjungan dikarenakan telah membangun komunikasi intensif melalui penguatan motivasi kepada ODHA di kota Surabaya.

Perwakilan UNAIDS, Joel Rehnstroem mengatakan bahwa kunjungan tim UNAIDS memiliki urgensi untuk mengidentifikasi capaian program terkait HIV.

“Jadi kita ingin mengetahui bagaimana capaian program kami di sini termasuk tantangan, kendala, serta mungkin ada rekomendasi dan peluang untuk UN Joint Programme bekerja sama dengan pihak Puskesmas lebih lanjut di masa mendatang,” ujar Joel Rehnstroem sebagaimana dikutip oleh Nyoman Anita.

Tim FKM Unair berfoto bersama Tim UNAIDS dan stakeholders terkait seusai kunjungan di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Kamis (20/7/2023). (foto: cakrawarta)

“Kami sangat mengapresiasi kerja keras tim dari berbagai lintas program dan sektor di Jawa Timur, atas kemajuan capaian dan komitmennya dalam upaya triple elimination, bagaimana di lapangan menemukan tantangan dan membuat suatu solusi,” tambah Joel.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (P2P Dinkes Jatim) yang turut hadir dalam kesempatan itu, MVS Mahanani menyampaikan bahwa capaian Provinsi Jawa Timur yang baik terkait upaya triple elimination termasuk Hepatitis, HIV dan Sifilis tidak lepas dari peran aktif bersama antar lintas program dan sektor.

“Beberapa wilayah di Jawa Timur bisa menjadi percontohan untuk pelaksanaan upaya triple elimination. Kolaborasi yang lebih solid bidang P2P dan Kesmas di Dinas Kesehatan perlu dilakukan, dan dalam konteks ini, Dinas Kesehatan Jawa Timur dikenal kompak dalam menjalankan program dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Perwakilan UNICEF Indonesia yang turut hadir pula, Armunanto, menyampaikan bahwa kerjasama pihaknya dengan Universitas terutama dengan Universitas Airlangga sudah cukup lama.

“Kerjasamanya kami sudah berjalan lama dan baik dalam menjalankan program-program peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak dan pastinya juga mendukung upaya triple elimination tentang hepatitis B, HIV dan sifilis pada kelompok ibu dan anak,” tukasnya.

Nyoman Anita sendiri mengatakan bahwa kolaborasi lintas program dan sektor sangat diperlukan dalam mencapai tujuan akhir triple elimination yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

“Semakin dibuat terintegrasi kegiatan satu dengan lainnya maka efektifitasnya semakin tinggi,” tegasnya.

Nyoman Anita juga menegaskan bahwa kegiatan tersebut menunjukkan Provinsi Jawa Timur telah mengimplementasikan pentaheliks dalam upaya mensukseskan upaya Triple Elimination untuk menanggulangi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu hamil kepada bayinya dengan melibatkan unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media.

Untuk diketahui, kegiatan kunjungan dalam rangka evaluasi program tersebut dihadiri Tim UNAIDS yang terdiri dari Joel Rehnstroem, Myranda Zahrah Putri, dan Jieon Oh adalah Tim WHO yaitu Kemmy Ampera Purnamawati, lalu Tim UNICEF yaitu Artha Camelia, Armunanto. Sementara itu Tim Unair terdiri dari Nyoman Anita Damayanti, Muhammad Ardian, Risa Etika, Ratna Dwi Wulandari, Yati Suparyati, Rahmat Hargono, Laura Navika Yamani beserta MVS Mahanani dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Rosita Dwi Yuliandari Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

(laura/bus)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular