
DEPOK, CAKRAWARTA.com – Suasana Graha Unindra Kampus C, Depok, Sabtu (11/10/2025), tampak begitu ramai. Lebih dari 600 mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) memadati aula untuk mengikuti Edutainment Seminar bertajuk “Media Massa pada Era Digital dan Dampaknya terhadap Pembelajaran Bahasa di Perguruan Tinggi.”
Acara ini digelar oleh Lembaga Pengembangan Bahasa (LPB) Unindra dalam rangka Bulan Bahasa 2025, bekerja sama dengan Penerbit Airlangga.
Tak tanggung-tanggung, dua tokoh nasional di dunia media dan komunikasi hadir membagikan pandangan mereka:
- Dr. Agus Sudibyo, Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI, dan
- Dr. R. Niken Widiastuti, M.Si, Anggota Dewan Pers.
Keduanya tampil dalam sesi inspiratif yang dimoderatori Dr. Syarifudin Yunus, dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FBS Unindra.
Dalam paparannya, Dr. Agus Sudibyo menyoroti peran artificial intelligence atau akal imitasi (AI) dalam dunia jurnalistik dan bahasa. Ia menegaskan, teknologi canggih sekalipun tak akan pernah bisa menggantikan sentuhan manusia dalam menyampaikan pesan.
“AI boleh membantu mempercepat kerja redaksi, tapi jurnalisme tetap butuh hati nurani. Pesan media harus lahir dari empati dan konteks sosial yang dipahami manusia,” tegas Agus.
Sementara itu, Dr. Niken Widiastuti mengingatkan mahasiswa agar tidak sekadar menjadi pengguna media digital, tetapi juga pengkritik cerdas bahasa dan informasi.
“Media digital punya dua sisi: peluang besar untuk berekspresi, tapi juga tantangan bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar,” ujarnya.
Ia mendorong mahasiswa bahasa, baik Indonesia maupun Inggris, agar aktif memahami dinamika media dan fenomena jurnalistik digital sebagai bekal menghadapi dunia kerja yang kian kompetitif.
Mahasiswa Antusias, Diskusi Berlangsung Hidup
Antusiasme peserta terlihat dari lima mahasiswa yang berebut kesempatan bertanya. Mereka menyoroti isu penting seperti kesalahan berbahasa di media sosial dan cara mengantisipasi berita palsu di era digital.
Kepala LPB Unindra Kabul Budioono mengungkapkan kebanggaannya atas semangat mahasiswa dalam mengikuti seminar.
“Kegiatan ini kami rancang agar mahasiswa memahami dunia pers dan jurnalistik dari sisi praktisi. Jadi bukan hanya teori, tapi juga praktik nyata dalam konteks pembelajaran bahasa,” jelas Kabul.
Ia menambahkan, LPB Unindra bersama tim yaitu Dr. Ghufron, Dr. M. Sulhan, dan Dr. Irwan Siagian, akan terus menghadirkan kegiatan serupa agar mahasiswa lebih siap menghadapi tantangan media digital.
Unindra memang serius mempersiapkan mahasiswanya menghadapi era digital. Melalui kurikulum, kampus ini telah menyisipkan mata kuliah Jurnalistik pada program studi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Tujuannya jelas bahwa mahasiswa tidak hanya mampu berbahasa dengan baik, tetapi juga paham cara kerja media dan mampu menulis berita secara profesional.
Pada sesi pagi, seminar juga dibuka secara resmi oleh Rektor Unindra Prof. Dr. H. Sumaryoto dengan topik “Optimalisasi Pembelajaran Bahasa di Era Digital.”
Sesi ini menghadirkan Prof. Dr. Mashadi Said, M.Pd. (Ketua Senat dan Dosen Pascasarjana Unindra) serta Dr. Maryanto, M.Hum. (Badan Pengembangan Bahasa, Kemendikbudristek RI), dimoderatori oleh Dr. Erna Megawati, M.Pd.
Meski mengangkat topik serius, seminar ini dikemas santai dan interaktif. Di penghujung acara, Penerbit Airlangga menutup kegiatan dengan hiburan ringan yang membuat suasana semakin hidup.
“Seminar ini bukan sekadar ruang akademik, tapi juga panggung inspirasi bagi mahasiswa untuk memahami dunia jurnalistik dan bahasa dari sisi yang menyenangkan,” tutur Kabul menutup acara.
Dari seminar ini, mahasiswa Unindra belajar satu hal penting bahwa di tengah derasnya arus teknologi, kemampuan berbahasa dan berpikir kritis tetap menjadi kekuatan utama manusia. (*)
Kontributor: Yunus
Editor: Abdel Rafi