
Jakarta, – “Saat ini, ada ribuan masyarakat Indonesia yang berminat mengikuti program transmigrasi. Dari data yang ada, sekitar 7.000 Kepala Keluarga yang siap menjadi transmigran akan tetapi selama 2024 ini, kita baru bisa memberangkatkan sebanyak 121 Kepala Keluarga saja,”, ujar Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi kepada wartawan, Jakarta, pada Kamis (2/1/2025). Pernyataan Viva Yoga ini untuk menegaskan bahwa program transmigrasi masih sangat diminati sehingga tetap relevan untuk diteruskan.
Menurut Wamen yang baru saja bergabung dengan Partai Amanat Nasional itu, pola program transmigrasi sekarang sangat berbeda dengan dengan masa-masa sebelumnya. Jika dulu dilakukan secara sentralistik maka saat ini dibuat terdesentralisasi.
“Dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian, maka daerah yang membutuhkan transmigran diminta mengajukan pada pemerintah pusat. Lalu pemerintah pusat melalui Kementerian Transmigrasi sekedar menjadi penghubung. Program ini dinamakan dengan Program Kerja Sama Antar Daerah. Selanjutnya, pihak Kementerian Transmigrasi yang akan memfasilitasi proses perpindahan penduduk tersebut,” imbuhnya.
Viva Yoga menambahkan bahwa sebelum diberangkatkan ke lokasi transmigrasi, calon transmigran akan diberi ketrampilan mengenai ilmu pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan hingga persoalan sosial, adat, dan budaya di daerah tujuan.
“Semua itu dilakukan agar ketika sampai daerah tujuan, para transmigran tidak kaget, atau shock culture serta dapat lebih cepat untuk melakukan adaptasi. Kami juga memberikan sosialisasi pada warga lokal bahwa akan ada pendatang baru yang akan menempati daerah mereka dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Hal ini kami lakukan dengan harapan mampu meminimalisir terjadinya konflik sosial di kemudian hari,” pungkas Viva Yoga.
(ardi/rafel)



