Sunday, December 14, 2025
spot_img
HomeSosokTugas Negara di Jalan Sunyi: Bripda Najib dan Cinta yang Ia Tanam...

Tugas Negara di Jalan Sunyi: Bripda Najib dan Cinta yang Ia Tanam di Pesantren

Aktifitas Bripda Agus Ainun Najib saat mengajar di Pondok Pesantren Balekambang, Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. (foto: dokumen pribadi)

JEPARA, CAKRAWARTA.com – Di tengah kerasnya kehidupan dan padatnya tugas sebagai aparat penegak hukum, Bripda Agus Ainun Najib memilih jalan sunyi yang tak banyak disentuh: kembali ke pesantren, bukan sebagai santri, tapi sebagai pengabdi. Di sela tugasnya sebagai anggota Polres Jepara, ia menyisihkan waktu menjadi relawan pengajar ilmu Fiqih di Pondok Pesantren Balekambang, Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari.

Setiap Kamis pagi, dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB, Bripda Najib hadir di ruang kelas sederhana. Di sana, ia tak membawa pentungan atau borgol, melainkan kitab kuning dan ketulusan. Ia membagikan ilmu, menyisipkan nilai-nilai, dan menanamkan harapan kepada para santri—anak-anak yang suatu hari kelak akan menjadi wajah masa depan negeri ini.

“Ini bukan sekadar mengajar, tapi bagian dari tugas saya sebagai manusia dan warga negara. Saya ingin generasi muda tumbuh dengan pemahaman agama yang kuat, akhlak yang baik, dan cinta kepada Indonesia,” ujar Najib lirih, saat ditemui Minggu (4/5/2025).

Najib bukan asing di tempat itu. Ia pernah duduk di ruang kelas yang sama, belajar dari guru-guru yang kini menjadi rekan sejiwa. Sebagai alumnus pesantren dan Juara 3 Lomba Ilmu Agama tingkat nasional, Najib tahu betul bahwa ilmu tak boleh berhenti di dirinya. Maka, ia kembali—dengan seragam dinas yang kini melekat, dan hati yang tak berubah.

Dalam setiap pelajaran Fiqih yang ia sampaikan, Najib tak hanya bicara soal hukum ibadah atau muamalah. Ia sisipkan pesan kebangsaan, toleransi, dan etika bermedia sosial, menjembatani agama dengan realitas kekinian.

“Santri zaman sekarang harus paham dunia. Tapi dunia juga harus paham agama. Saya ingin mereka tumbuh jadi pribadi yang kuat imannya, tapi juga cerdas pikirannya, dan bijak tindakannya,” ujarnya.

Langkah sunyi Bripda Najib menuai apresiasi dari Kapolres Jepara, AKBP Erick Budi Santoso. Menurutnya, apa yang dilakukan Najib adalah refleksi nyata dari semangat Polri yang humanis, yang tak hanya menjaga keamanan, tapi juga merawat nilai.

“Najib memberi contoh bahwa pengabdian bisa dilakukan dari banyak pintu. Ia mendidik tanpa pamrih, dan itu jauh lebih besar dari sekadar tugas dinas. Ini adalah bentuk pelayanan yang menyentuh dan menginspirasi,” ujar Kapolres.

Ia menambahkan, para santri yang diajar Najib kini menunjukkan peningkatan pemahaman agama yang signifikan. “Meski tak dibayar, kontribusinya luar biasa. Ia bukan hanya mengajar, tapi membentuk jiwa. Dan itu adalah tugas polisi yang paling luhur,” tutup Kapolres.

Di tengah dunia yang semakin bising dan tergesa-gesa, kisah Bripda Najib menjadi suara lirih yang menguatkan: bahwa ada polisi yang memilih jalan sunyi, untuk menyalakan lentera ilmu di hati anak-anak pesantren. Dan dalam keheningan itulah, ia sedang membangun Indonesia yang sesungguhnya.

(Reza/Tommy/Rafel)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular