Pamekasan, – Sosok Firman Syah Ali yang selama ini dikenal sebagai tokoh muda NU, tokoh olahraga, tokoh aktivis mahasiswa, tokoh pertanian sekaligus tokoh masyarakat Madura, ternyata juga seorang birokrat. Firman sehari-hari bertugas sebagai Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi pada Badan Riset dan Inovasi Daerah BRIDA Provinsi Jawa Timur (BRIDA Pemprov Jatim). BRIDA merupakan Perangkat Daerah (PD) baru di lingkungan Pemprov Jatim, yang diresmikan oleh Gubernur Jatim pada tanggal 18 Desember 2023.
Untuk mengulik perjalanannya sebagai seorang abdi negara, pewarta kami melakukan wawancara langsung dengan Firman Syah Ali.
Dalam wawancara tersebut Firman Syah Ali menyampaikan bahwa dirinya jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena diperintah oleh kedua orang tuanya.
“Saya dulu sudah aktif di Jakarta sebagai Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kerasan sekali, karena passion saya memang di bidang pergerakan dan politik. Tapi oleh kedua tua diminta pulang dan diperintah ikut pendaftaran CPNS di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, waktu itu bupatinya Pak Fatah dari Angkatan Laut. Beliau adalah Bupati terakhir era Orde Baru sekaligus Bupati pertama era Reformasi” ujar keponakan Mahfud MD ini.
Firman diterima tes CPNS pada tanggal 12 Desember 2001 dan ditempatkan di Bagian Hukum Pemkab Bangkalan. Ia mengabdi selama 6 tahun di Bagian Hukum, dengan tugas utama sebagai penyusun sekaligus penyuluh Peraturan Perundang-undangan. Sebagai Penyuluh Peraturan Perundang-undangan, Firman menjadi nara sumber ke seluruh perangkat daerah terkait produk hukum daerah.
Setelah enam tahun mengurus penyusunan dan sosialisasi Peraturan Daerah (Perda), pada tahun 2007 Firman dipindah ke unit kerja penegak Perda yaitu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Firman mengabdi di Satpol PP hanya satu tahun, sebab pada tahun 2008 ada surat dari Bupati Pamekasan Achmad Syafii kepada Bupati Bangkalan RKH Fuad Amin Imron agar Firman dikembalikan ke kampung halamannya yaitu Pamekasan. Bupati Bangkalan menyetujui perpindahan Firman, dan setibanya di Pamekasan Firman ditempatkan di Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah.
Namun Firman tidak lama di Pemkab Pamekasan, pada tahun 2009 pindah tugas lagi ke Pemprov Jatim, tepatnya di Biro Administrasi Pembangunan (Biro AP). Ia mengabdi di Biro AP selama 6 tahun. Selama di Biro AP, Firman bekerja tanpa kenal hari libur, semua angka kalender berwarna hitam, karena volume pekerjaan sangat padat.
Pada tahun 2017 Firman dipromosikan ke Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jatim, tepatnya sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) pada Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten (Cabdin Wilkab) Pamekasan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Tapi di Cabdin Pamekasan Firman tidak lama, karena segera dipindah lagi jadi Kepala Seksi SMA/SMK/PKPLK Cabdin Wilkab Malang, yang juga merangkap sebagai Kasubag TU, bahkan kemudian secara de facto melaksanakan tugas-tugas Kepala Cabang Dinas (Kacabdin). Selama menjadi pejabat tunggal di Cabdin Wilkab Malang, Firman menempati rumah dinas di dalam kompleks Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan (Bakorwil) Malang Pemprov Jatim.
“Orang bilang Bakorwil Malang itu angker, tapi saya menempati rumah dinas di dalam kompleks Bakorwil tidak pernah terjadi apa-apa, tidak ada penampakan, kalau hanya bunyi aneh-aneh yang terkadang bikin merinding memang ada hahaha” lanjut Firman sambil mengenang masa-masa perantauannya di Kabupaten Malang.
Tahun 2019 Firman kembali dimutasi, kali ini ke Cabdin Pendidikan Kabupaten Bangkalan Dindik Prov Jatim, sebagai Kasi SMA, yang kemudian merangkap jabatan sebagai Kasi SMK.
Tahun 2020 Firman dipromosikan sebagai Kepala Bidang (Kabid) Kemasyarakatan pada Bakorwil Pamekasan, yang diantara tugasnya adalah mengurusi kerapan Sapi Piala Presiden. Firman menjabat di Bakorwil selama era Pandemi sehingga beberapa kegiatan ditunda, namun Firman sempat menulis tentang sikap orang Madura selama Covid-19 dengan judul tulisan “Mati Corona Ala Madura”. Tulisan Firman sangat viral sehingga Menteri Kesehatan RI, Kapolri dan Wakil Gubernur Jatim turun langsung ke Madura. Hampir seluruh stasiun televisi nasional mewawancarai Firman terkait artikel viral tersebut. Bahkan Densus 88 Mabes POLRI menggandeng Firman blusukan ke pelosok Madura untuk menangkal potensi radikalisme dan terorisme terkait Covid-19 di Madura.
Usai Pandemi Firman dipindah jadi Kepala Bidang Olahraga Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jatim yang kemudian berganti nomenklatur jadi Kabid Prestasi Olahraga. Selama mengabdi sebagai Kabid Olahraga, Firman tidak mengenal hari libur, seluruh tanggal merah berubah jadi hitam.
“Sama seperti waktu di Biro AP, selama di Dispora tidak ada tanggal merah, semua angka kalender berwarna hitam, sebab saya menghadiri kegiatan organisasi-organisasi olahraga itu paling padat justeru pada hari libur. Bahkan saking padatnya kegiatan dan administrasi pekerjaan, saya sampai harus menginap di kantor, dan itu sering. Di ruangan Kabid kan ada lemari, nah saya tidur di belakang lemari tersebut” lanjut Binpres Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim ini.
Setelah berhasil mengawal banyak prestasi, diantaranya sebagai Juara Pra Pekan Olahraga Nasional di Kalimantan Timur (Pra POPNAS Kaltim) 2022, pada tahun 2023 Firman dipindah jadi Kabid Inovasi dan Teknologi (INOTEK) pada Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jatim.
“Jadi setelah mengurusi kompetisi dan prestasi selama di Dispora, saya dipindah jadi Kabid Inotek BRIDA yang juga mengurusi kompetisi dan prestasi. Mohon doanya semoga lancar dan sukses dalam mengawal kompetisi dan merebut puncak prestasi baik nasional maupun internasional” pungkas Ketua Pengurus Provinsi Indonesia Karate Do (Pengprov INKADO) Jatim ini.
(firm/rafel)