
SURAKARTA, CAKRAWARTA.com –Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-125 Kodim 0735/Surakarta kian mendekati puncaknya. Sejumlah sasaran fisik dan non-fisik terus dikebut di Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, dengan semangat gotong royong antara prajurit TNI dan warga. Targetnya jelas yakni membangun infrastruktur sekaligus memperkuat kemandirian masyarakat.
Pada sasaran fisik, rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik Ibu Supriyanti di RT 003/RW 004 kini sudah mencapai 75%. Perbaikan meliputi struktur bangunan, dinding, atap, hingga fasilitas dasar, dan kini memasuki tahap akhir pengecatan serta pemasangan perlengkapan.
“Rumah yang lebih layak ini diharapkan memberi kenyamanan dan semangat baru bagi keluarga penerima,” ujar Dansatgas TMMD, Letkol Inf Fictor J. Situmorang Rabu (13/8/2025). Ia menegaskan, seluruh sasaran fisik akan tuntas sebelum penutupan program pada 21 Agustus 2025.

Sasaran fisik lain yang tak kalah penting adalah perbaikan saluran air sepanjang 586 meter di Jln. Mojo. Saluran yang dipasangi Uditch ini menjadi solusi permanen mencegah banjir saat musim hujan. “Kami mengoptimalkan tenaga dan waktu agar pengerjaan selesai tepat waktu dan hasilnya maksimal,” kata Pasiops Satgas TMMD, Kapten Inf Tri Sakti Kristiyoso.
Tak hanya membangun infrastruktur, TMMD ke-125 juga menyentuh dimensi peningkatan kapasitas warga melalui kegiatan non-fisik. Salah satunya penyuluhan urban farming di Pendopo Kelurahan Karangasem pada Selasa (12/8/2025) malam. Menghadirkan narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Surakarta, materi yang dibahas meliputi teknik bertanam di lahan sempit hingga metode pertanian ramah lingkungan.

Pasiter Kodim, Kapten Inf Narno, menyebut penyuluhan ini penting untuk membekali warga dengan keterampilan praktis yang langsung bisa diterapkan. “Kami ingin masyarakat tak hanya mendapat infrastruktur baru, tetapi juga kemampuan baru untuk mandiri,” ujarnya.
Antusiasme warga terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan seputar teknik bercocok tanam di pekarangan. Beberapa peserta bahkan langsung merencanakan memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah.
Bagi Satgas TMMD, kolaborasi lintas sektor, dari pembangunan fisik hingga edukasi, adalah kunci membangun kemandirian dan kebersamaan. Program ini menjadi bukti bahwa membangun desa bukan sekadar soal batu, semen, dan beton, tetapi juga menanam harapan dan menumbuhkan semangat dari akar rumput. (*)
Kontributor: Agus Kemplu
Editor: Abdel Rafi



