Tuesday, September 17, 2024
spot_img
HomeGagasanTiga Arjuna Penguat Para Srikandi di Pilgub Jatim

Tiga Arjuna Penguat Para Srikandi di Pilgub Jatim

Ketika Pilgub Jawa Timur 2024 semakin dekat, fokus perhatian tidak hanya pada para calon gubernur, tetapi juga pada para wakil mereka yang memainkan peran kunci.

Emil Dardak, Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), dan Lukmanul Khakim masing-masing memiliki kekuatan dan tantangan yang berbeda-beda. Bagaimana mereka akan memperkuat atau justru menjadi tantangan bagi pasangan calon gubernur mereka di lima kawasan penting di Jawa Timur: Arek, Mataraman, Pantura, Madura, dan Tapal Kuda?

Arek: Menghadapi Urbanitas dan Tantangan Elektoral

Di kawasan Arek yang mencakup Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Malang, dan sekitarnya, dinamika urban dan kebutuhan akan perubahan menjadi isu yang dominan. Emil Dardak, wakil Khofifah Indar Parawansa, memiliki daya tarik tersendiri dengan citra modern dan kapabilitas teknokratisnya.

Pengalamannya sebagai Bupati Trenggalek dan wakil gubernur saat ini memberinya modal politik yang kuat. Emil diharapkan dapat menarik pemilih muda dan profesional di wilayah urban ini, meskipun ia harus bersaing dengan popularitas Tri Rismaharini yang juga memiliki basis massa di Surabaya.

Di sisi lain, Gus Hans yang mendampingi Risma, membawa pendekatan yang berbeda. Sebagai tokoh muda NU dengan latar belakang religius yang kuat, Gus Hans mencoba merangkul kalangan santri perkotaan dan komunitas keagamaan. Namun, ia masih harus membuktikan bahwa pendekatannya bisa menjangkau lebih jauh ke basis non-religius di kawasan Arek.

Di tengah persaingan ini, Lukmanul Khakim sebagai wakil Luluk Nur Hamidah harus lebih agresif dalam mempromosikan perubahan dan menawarkan narasi segar, terutama untuk menarik perhatian generasi muda dan pemilih yang menginginkan pembaruan di wilayah perkotaan.

Mataraman: Pengaruh Konservatisme dan Politik Nasionalis

Kawasan Mataraman yang mencakup daerah-daerah seperti Ngawi, Madiun, Kediri, dan Blitar dikenal sebagai basis konservatif dengan pengaruh NU yang kuat. Emil Dardak, meskipun berasal dari PDIP dan memiliki pengalaman di pemerintahan, perlu beradaptasi dengan politik konservatif yang lebih kental di sini.

Hubungan baiknya dengan tokoh-tokoh NU di kawasan ini bisa menjadi keuntungan besar, terutama jika ia bisa memainkan peran sebagai jembatan antara kepentingan nasionalis dan keagamaan.

Sementara itu, Gus Hans mungkin menghadapi tantangan lebih besar di Mataraman. Meskipun ia memiliki kredensial sebagai tokoh agama, daerah ini juga merupakan basis PDIP yang kuat, di mana dukungan terhadap Risma sebagai calon gubernur bisa lebih menentukan.

Lukmanul Khakim, dengan dukungan PKB, dapat lebih mudah bergerak di kawasan ini. Terutama jika ia mampu membangun narasi yang sesuai dengan sentimen keagamaan dan nasionalisme lokal.

Pantura: Pertarungan Jaringan NU dan Tradisionalis

Di kawasan Pantura seperti Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro, politik identitas keagamaan seringkali menjadi penentu. Emil Dardak memiliki potensi besar di sini dengan jaringan NU yang sudah terbangun.

Namun, kehadiran Lukmanul Khakim yang juga didukung oleh PKB dan memiliki akar kuat di komunitas NU lokal bisa menjadi tantangan nyata. Di kawasan ini, pengaruh kiai dan tokoh-tokoh pesantren sangat menentukan, sehingga pendekatan berbasis kultural dan religius menjadi strategi utama.

Gus Hans, meskipun memiliki latar belakang keagamaan, tidak banyak dikenal di wilayah Pantura. Strategi pendekatan yang lebih pragmatis dan menawarkan solusi konkret bagi permasalahan lokal bisa menjadi kunci untuk menarik simpati. Namun, untuk bisa lebih berpengaruh, ia harus mampu menjangkau tokoh-tokoh kunci di NU yang belum berada di lingkaran dukungan Risma.

Madura: Dinamika Basis NU dan Kekuatan Politik Lokal

Madura, dengan dominasi NU dan budaya lokal yang kuat, menjadi medan tempur penting bagi para calon wakil gubernur. Emil Dardak bisa mengandalkan pengaruhnya di NU dan rekam jejak positif di pemerintahan untuk meraih suara di Madura.

Namun, Lukmanul Khakim, dengan basis kuat di PKB dan hubungan dekat dengan ulama-ulama lokal, mungkin lebih unggul. Kehadiran Lukmanul Hakim menawarkan sebuah tantangan signifikan bagi Emil. Jika ia tidak bisa mengoptimalkan hubungan dengan kiai-kiai utama di wilayah ini.

Bagi Gus Hans, Madura menjadi tantangan berat. Pengaruh PDIP di sini tidak terlalu besar, dan dukungan kepada Risma sebagai calon gubernur mungkin tidak cukup untuk meraih suara signifikan di wilayah ini tanpa strategi khusus yang menyasar kepentingan lokal.

Tapal Kuda: Pertarungan Pengaruh Tradisional dan Kebutuhan Perubahan

Di kawasan Tapal Kuda yang meliputi Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi, persaingan lebih dinamis.

Emil Dardak dengan pendekatan modern dan pengalamannya dapat menjadi daya tarik bagi pemilih yang menginginkan kesinambungan dengan kinerja pemerintahan saat ini. Namun, ia harus menghadapi Gus Hans yang bisa menarik simpati kalangan tradisionalis dan NU.

Lukmanul Khakim, dengan kedekatan politiknya dengan PKB dan basis NU, memiliki potensi besar di Tapal Kuda. Strateginya perlu fokus pada penguatan jaringan di tingkat akar rumput, serta menawarkan program yang lebih spesifik dan relevan dengan kebutuhan lokal. Tantangannya adalah bagaimana ia bisa menciptakan perbedaan yang jelas dari Khofifah dan Emil, sambil memanfaatkan keunggulan jaringan kulturalnya.

Para Wakil di Panggung Politik

Para calon wakil gubernur di Pilgub Jawa Timur bukan hanya pendamping, tetapi pemain kunci yang dapat mempengaruhi dinamika politik di lima kawasan penting.

Emil Dardak dengan pendekatan modernnya, Gus Hans dengan pengaruh religiusnya, dan Lukmanul Khakim dengan jaringan kulturalnya, masing-masing memiliki potensi dan tantangan yang berbeda.

Keberhasilan mereka dalam mendekati pemilih di setiap kawasan akan sangat menentukan hasil akhir pertarungan politik ini. Di tengah kompetisi yang sengit, mereka perlu membuktikan bahwa mereka bukan hanya pelengkap, tetapi juga penguat bagi calon gubernur mereka.

 

KHAIRUL FAHMI

Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular