Monday, May 6, 2024
HomeSains TeknologiTeliti Daun Srikaya Sebagai Obat Kanker Serviks Bawa Peneliti Ini Ke Simposium...

Teliti Daun Srikaya Sebagai Obat Kanker Serviks Bawa Peneliti Ini Ke Simposium Sains Kelas Dunia

Dr. Arif Nur Muhammad Ansori, M.Si berfoto dengan latar simposium kelas dunia “The 11th Takeda Science Foundation Symposium on PharmaSciences” di Knowledge Capital Congrès Convention Center, Osaka, Jepang, Sabtu (27/1/2024). (foto: ist)

SURABAYA – Nama lengkapnya Dr. Arif Nur Muhammad Ansori, MSi. Ia adalah peneliti Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga yang tengah mengembangkan inovasi terapi kanker serviks berbasis bahan herbal bersama timnya.

Luar biasanya, inovasi Arif -sapaan akrabnya- ini bahkan dipaparkan pada acara simposium bergengsi kelas dunia yakni The 11th Takeda Science Foundation Symposium on PharmaSciences yang berlangsung di Knowledge Capital Congrès Convention Center, Osaka, Jepang, pada Jumat (26/1/2024) hingga Sabtu (27/1/2024).

The 11th Takeda Science Foundation Symposium on PharmaSciences merupakan simposium yang membahas kemajuan pencitraan molekuler. Kemajuan ini menjadikan pencitraan molekuler untuk menggambarkan fenomena kehidupan dalam biologi, serta membantu menentukan diagnosis penyakit secara tepat,” kata Arif pada media ini.

Sementara itu, inovasi pengobatan kanker serviks yang Arif dan timnya usung ini menggunakan daun srikaya sebagai bahan utamanya. Ia memaparkan penelitiannya dengan judul Apoptosis Sel HeLa dengan Induksi oleh Ekstrak Daun Annona squamosa atau Srikaya: Pendekatan In Vitro.

“Inovasi ini merupakan hal yang menarik, sebab penelitian terkait hal ini masih terbatas. Masih sedikit penelitian terkait soal inovasi ini, apalagi yang menggunakan daun srikaya sebagai bahan utama. Pada jurnal ilmiah terindeks Scopus bahkan hanya ada sekitar 50 publikasi ilmiah mengenai manfaat daun srikaya sebagai terapi kanker serviks,” imbuh Arif.

Arif mengatakan bahwa ada banyak negara maju yang juga berpartisipasi dalam gelaran simposium yang dihelat di Negeri Matahari Terbit itu seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Singapura, Perancis, Jerman, Italia, Filipina, Taiwan, India, Tiongkok, Jepang, hingga Korea Selatan. Banyak hal yang Arif pelajari dalam simposium ini. Ia banyak belajar mengenai proses diagnostik dan terapi terkini dalam melawan kanker.

“Beberapa penelitian negara lain ada yang menggunakan hewan coba, ada yang sampai tahap uji klinis tingkat akhir, hingga menjadi produk unggulan,” tukasnya bangga.

Pasca simposium dan kembali ke Indonesia, Arif menegaskan bahwa dirinya dan tim peneliti yang merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Hewan Unair dan sesama penerima Beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Batch III sebelumnya yakni Dr. drh. Amaq Fadholly, MSi, yang saat ini ia merupakan dosen sekaligus peneliti di Sekolah Kedokteran Hewan IPB University dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan terus melanjutkan proses penelitiannya terhadap inovasi terapi kanker serviks ini.

“Selanjutnya kami akan terus berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas penelitian dan terobosan ilmiah yang lebih baik,” pungkas Arif.

(pkip/mar/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular