Thursday, December 11, 2025
spot_img
HomePendidikanRibuan Jamaah Padati Lailatul Ijtima, Diwek Disebut ‘Ibu Kota NU’

Ribuan Jamaah Padati Lailatul Ijtima, Diwek Disebut ‘Ibu Kota NU’

Suasana Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek di Masjid Ali Imron, Desa Kayangan, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Rabu (10/12/2025) malam. (foto: Mukani)

JOMBANG, CAKRAWARTA – Suasana religius menyelimuti Masjid Ali Imron, Desa Kayangan, Kecamatan Diwek, Rabu (10/12/2025) malam. Lailatul Ijtima, forum rutin Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Diwek, kembali digelar dan memantik antusiasme luar biasa dari warga. Meski kapasitas masjid terbatas, area luar bangunan meluber oleh jamaah yang terus berdatangan hingga jumlahnya mencapai sekitar 400 orang.

Kehadiran tokoh dan perangkat organisasi juga menguatkan atmosfer pertemuan. Ketua MWCNU Diwek KH Hamdi Sholeh hadir bersama jajaran pengurus. Ketua Ranting NU Kayangan H Minal Muslih, Kepala Desa Kayangan Hj Tutik Handayani, serta perwakilan banom mulai Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU hingga IPPNU, melengkapi barisan hadirin malam itu.

Kegiatan dimulai selepas salat Isya dengan salat sunah berjamaah, dipimpin Kiai Muhammad Rofiq. Istighasah kemudian menggema dipimpin KH Nurul Fuad, Wakil Ketua PCNU Jombang.

Lantunan shalawat pun menghangatkan suasana, sebelum hadirin menyimak pengajian kitab At-Tibyan karya Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, disampaikan oleh Gus Variz Muhammad Mirza dari Tebuireng.

Puncak acara adalah mauidzah hasanah oleh KH Khoiril Anam dari Denanyar yang memberikan motivasi spiritual kepada jamaah.

“Diwek Ini Seperti Ibu Kota NU”

Ketua Ranting NU Kayangan H. Minal Muslih menyampaikan terima kasih atas penunjukan desanya sebagai tuan rumah. Dirinya bangga karena forum dihadiri banyak unsur banom. “Ini kebanggaan bagi warga Kayangan. Hadirin kali ini lengkap. Ada Muslimat, ada Fatayat, ada Ansor, ada IPNU, ada IPPNU. Semuanya turut serta,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua MWCNU Diwek KH Hamdi Sholeh menegaskan posisi strategis daerahnya dalam peta ke-NU-an nasional. “Kecamatan Diwek ini seperti ibu kota NU, karena dekat dengan Tebuireng,” ujarnya disambut anggukan jamaah.

Ia mengajak warga untuk terus memaknai tradisi NU yang diwariskan para masayikh. “Kita lahir dan dibesarkan di NU. Maka tradisi ini harus kita rawat bersama,” imbuhnya.

Menurutnya, Lailatul Ijtima adalah warisan ulama sejak era KH Hasyim Asy’ari, yang terus dilanjutkan hingga kini sebagai ruang konsolidasi organisasi, penguatan sanad keilmuan, dan pemersatu warga.

Dalam pengajiannya, Gus Mirza dari Pesantren Al-Masruriyah Tebuireng menekankan bahwa kesempatan berbuat baik tidak boleh ditunda. “Karena usia tidak ada yang tahu, maka kita harus menjaga setiap kesempatan,” tegasnya, merujuk pengajaran dari kitab At-Tibyan.

Sementara dalam mauidzahnya, KH Khoiril Anam menegaskan pentingnya mendekat kepada para ulama. “Ruhnya NU itu ya Lailatul Ijtima, berkumpul dengan para kiai dan orang alim,” ujarnya.

Ia menutup tausiyah dengan pesan yang menyentuh. “Jadilah orang baik, karena orang baik itu dijatah langsung oleh Allah.” tegasnya penuh wibawa.(*)

Kontributor: Mukani

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular