
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Ledakan protes keras datang dari Relawan Kesehatan (REKAN) Indonesia yang secara tegas menolak pelaksanaan uji klinis tahap 3 vaksin TBC di Indonesia. Vaksin yang didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation ini dinilai sebagai bentuk eksploitasi terselubung terhadap rakyat miskin Indonesia. Ketua Umum REKAN Indonesia, Agung Nugroho, menyebutnya sebagai “eksperimen global dengan wajah dermawan, tapi niat penuh agenda.”
“Ya, kita menghadapi darurat TBC. Tapi menjadikan rakyat sebagai kelinci percobaan demi proyek filantropi adalah bentuk ketidakadilan yang telanjang. Ini bukan solusi, ini kolonialisme kesehatan edisi baru!” tegas Agung dengan nada tajam dalam konferensi persnya, Senin (12/5/2025).
Dalam pernyataan berapi-api, Agung menantang keberanian para pemimpin negeri: “Kalau vaksin ini benar-benar aman, mengapa bukan anggota DPR atau para pejabat tinggi negara yang jadi subjek pertama? Atau kita sedang menyaksikan dua kasta: elit yang dilindungi, rakyat yang dikorbankan?”
REKAN Indonesia mendesak penghentian total uji klinis hingga ada jaminan akuntabilitas dan transparansi penuh. Agung menegaskan bahwa rakyat Indonesia bukan objek eksperimen, melainkan subjek hak dan martabat.
“Ini bukan sekadar uji vaksin. Ini tentang harga diri bangsa yang sedang diuji—apakah kita hanya pasar uji coba murah bagi kekuatan global? Atau kita berani bersuara dan berdiri untuk rakyat sendiri?” lanjut Agung.
REKAN Indonesia Melontarkan Tiga Tuntutan Keras:
- Hentikan segera uji klinis vaksin TBC di Indonesia hingga ada jaminan akuntabilitas publik dan transparansi penuh.
- Audit independen terhadap seluruh proses perizinan dan pelaksanaan uji coba.
- Pelibatan penuh masyarakat sipil dalam setiap tahap pengawasan uji klinis.
Agung menutup dengan seruan perlawanan moral: “Hari ini kita harus memilih: diam dan tunduk, atau berdiri dan menggugat. Kesehatan adalah hak, bukan arena spekulasi global!”
Untuk diketahui, REKAN Indonesia adalah organisasi masyarakat sipil yang memperjuangkan hak atas kesehatan, keadilan sosial, dan perlindungan rakyat kecil dari ketimpangan sistem. Di tengah dominasi modal dan kepentingan elit, Rekan berdiri sebagai suara lantang dari pinggiran. (*)
Editor: Abdel Rafi