
Jakarta, – Pasangan Pram-Doel resmi dilantik Presiden Prabowo Subianto pada hari ini, Kamis (20/2/2025) di Istana Negara, Jakarta, sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Warga Jakarta berharap pada Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru ini, terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan.
Apalagi ditengah era kepemimpinan daerah pasca purna tugasnya Anies Baswedan sebagai Gubernur sebelumnya banyak kesejahteraan rakyat yang tersangka oleh kebijakan yang tidak populis di era Pj. Gubernur Heru.
Problem kemiskinan di Jakarta masih menjadi pekerjaan rumah yang harus serius ditangani. Meski pemerintah provinsi telah berupaya menurunkan angka kemiskinan dengan meningkatkan akses terhadap lapangan pekerjaan, melaksanakan program bantuan sosial, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, peran masyarakat dan sektor swasta juga turut membantu dalam menciptakan kondisi yang lebih baik bagi warga Jakarta.
“Meski demikian, angka kemiskinan yang masih cukup tinggi menunjukkan bahwa tantangan masih ada. Diperlukan kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memastikan penurunan angka kemiskinan yang berkelanjutan di masa mendatang,” ujar Martha Tiana Hermawan yang akrab dipanggil Tian, Ketua KPW Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia dalam siaran persnya, Kamis (20/2/2025) siang di Jakarta.
“Dengan komitmen bersama, bukan tidak mungkin angka kemiskinan dapat ditekan lebih jauh di tahun-tahun mendatang,” tegasnya menambahkan.
Menurut Tian -sapaan karibnya-, masih ada 464,93 ribu jiwa pada Maret 2024, setara dengan 4,30% penduduk miskin. Angka ini meski cenderung turun, namun secara keseluruhan jumlah penduduk miskin di Jakarta bertambah sekitar 99,38 ribu orang dari 2019.
Angka kemiskinan yang tinggi ini tentu akan berpengaruh kepada kondisi kesehatan warga miskin tersebut. Beberapa masalah kesehatan masih menjadi tugas berat Pram dan Doel untuk bisa mengatasinya.
Stunting misalnya, masih menjadi masalah yang harus menjadi perhatian khusus agar ke depan angka prevalensi stunting bisa semakin ditekan.
“Prevalensi stunting Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 17,6 persen,” ungkap Tian.
Sehingga Pram dan Doel, lanjutnya, harus mengoptimalkan puskesmas sebagai ujung tombak preventif dan promotif kesehatan dalam mengatasi stunting di Jakarta selain juga menguatkan posyandu ibu hamil dan balita.
Tian juga berharap Pram dan Doel untuk segera menata sistem kesehatan di Jakarta agar lebih mudah diakses oleh warga terutama warga miskin dan rentan.
“Apalagi ke depan kita akan berhadapan dengan KRIS yang tentunya akan berdampak pada pengurangan jumlah bed di faskes,” jelas Tian.
Menurut Tian, pemberlakuan KRIS jangan sampai mengurangi rasio jumlah bed yang di Jakarta sudah melebihi standar WHO yaitu 3,1 bed untuk 1000 penduduk, sementara standar WHO adalah 1 bed untuk 1000 penduduk.
Masih menurut Tian, Rekan Indonesia Jakarta yang dia pimpin sangat yakin Pram Doel bisa segera mengatasi masalah di Jakarta.
“Dan tentunya Rekan Indonesia akan mengawal program Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru ini untuk peningkatan kesejahteraan warga Jakarta,” tandasnya mengakhiri keterangan.
(rils/rafel)