
Bangkalan, – SMA Muhammadiyah 1 Bangkalan menjadi saksi penting dalam inovasi pendidikan berbasis teknologi dengan terselenggaranya acara Pengabdian Masyarakat Skema PPM Sekolah Muhammadiyah bertajuk “Adopsi AI untuk Gen Alpha dan Guru Muhammadiyah Bangkalan Menuju Pendidikan Indonesia yang Bermutu”. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan pemanfaatan Artificial Intelligence atau Akal Imitasi (AI) dalam dunia pendidikan, khususnya dalam mendukung pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif.
Dalam kegiatan yang berlangsung pada Jumat (15/2/2025) lalu itu, para guru dan siswa mendapatkan wawasan baru mengenai teknologi AI yang dapat mendukung dunia pendidikan.
Adalah Nurwahyu Alamsyah, dosen dari Program Studi Teknologi Informasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), hadir sebagai pembicara utama dan membagikan pemahaman mendalam tentang bagaimana AI, termasuk ChatGPT, dapat membantu proses belajar mengajar di sekolah.
Dalam pemaparannya, Nurwahyu Alamsyah menjelaskan bahwa teknologi kecerdasan buatan dapat meningkatkan personalisasi pembelajaran, memungkinkan siswa mendapatkan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
“Tak hanya itu, AI membantu guru dalam menyusun soal yang lebih adaptif, menyesuaikan tingkat kesulitan dengan kemampuan siswa; menghemat waktu guru dalam menyusun materi pembelajaran dengan bantuan AI dalam pembuatan bahan ajar dan evaluasi siswa, serta menganalisis perkembangan belajar siswa sehingga guru dapat memberikan intervensi yang lebih tepat,” papar Wahyu -sapaan karibnya-.
Salah satu sesi paling menarik dalam acara ini, adalah praktik langsung penggunaan ChatGPT dalam dunia pendidikan. Dalam kesempatan tersebut, para guru dan siswa diberikan kesempatan untuk mencoba langsung bagaimana AI, khususnya ChatGPT, dapat digunakan untuk membuat soal yang lebih personal dan sesuai dengan kemampuan setiap siswa.
“Guru memang kami ajarkan bagaimana menggunakan ChatGPT untuk membuat soal yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa, mulai dari soal pilihan ganda hingga soal berbasis pemecahan masalah. Selain itu, mereka juga diajak untuk mengeksplorasi cara membuat ringkasan materi, memberikan umpan balik otomatis kepada siswa, serta menghasilkan berbagai variasi soal latihan dengan cepat,” tandas Wahyu.

Salah satu guru peserta, Syahrul Imam mengungkapkan antusiasmenya. “Saya tidak menyangka bahwa AI seperti ChatGPT bisa membantu kami dalam menyusun soal yang lebih variatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini benar-benar membuka wawasan baru bagi kami sebagai pendidik,” ujarnya senang.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para peserta, terutama karena memberikan pemahaman yang aplikatif dan langsung dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Dengan adanya bimbingan dan pendampingan selama satu tahun ke depan, diharapkan sekolah-sekolah di Bangkalan dapat mengadopsi teknologi AI secara berkelanjutan dan menjadi pelopor dalam inovasi pendidikan berbasis digital.
“Dengan semangat ini, UMY berupaya untuk berperan aktif untuk pendidikan di Indonesia, melalui program Pengabdian Masyarakat untuk skema PPM Sekolah Muhammadiyah. Indonesia harus bersiap melangkah menuju era digital yang lebih maju, memberikan akses belajar yang lebih bermutu bagi seluruh siswa,” pungkas Wahyu.
(rils/rafel/tommy)