Jakarta, – Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai langkah pemerintah Indonesia dalam melakukan mitigasi atas kejadian anggur muscat yang tercemar, meskipun kasus atau kejadian itu di Thailand dan Malaysia.
“YLKI menyayangkan lambannya respon pemerintah dalam memitigasi kasus ini,” ujar Tulus Abadi dalam keterangannya pada awak media di Jakarta, Jumat (1/11/2024) sore.
Menurut Tulus, seharusnya 3 kementerian/lembaga terkait yaitu Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mampu dan harus memberikan jaminan keamanan pada konsumen.
“Konsumen harus diberi jaminan keamanan dan bukan hanya melakukan uji petik atau rapid test, tetapi menarik anggur tersebut dari pasaran selama 3 hari,” imbuh Tulus menyarankan langkah yang mesti dilakukan pemerintah.
YLKI, lanjut Tulus, berharap pada para konsumen di Indonesia untuk tidak mengonsumsi anggur muscat terlebih dahulu, sebelum ada jaminan keamanan dari ketiga lembaga pemerintah Kementan, Bapanas dan BPOM tersebut.
Tulus meminta agar ketiga kementerian/lembaga tersebut untuk meningkatkan pengawasan terhadap importir yang memasok anggur muscat ke pasar Indonesia. Menurutnya, para importir terkait harus dipanggil agar lebih berhati-hati dalam impor anggur muscat dari China dan meningkatkan bargaining position pada rekanan di China.
“(Ini penting, red.) agar anggur muscat yang masuk ke pasar Indonesia benar-benar aman,” tegas Tulus.
Karena itu, lanjut Tulus, pihak YLKI mengusulkan kepada pemerintah untuk membuka akses pengaduan apabila ada konsumen yang mengalami efek samping kesehatan setelah mengkonsumsi anggur muscat. “Kejadian impor anggur muscat memberi warning bagi pemerintah agar berhati-hati dalam mengimpor buah, makanan dan minuman. Pastikan jaminan keamanan produk sebelum barang tersebut dipasarkan kepada konsumen,” tegasnya sekali lagi.
Mengingat lambannya langkah pemerinah itulah, lanjut Tulus, pihak YLKI meminta para konsumen di Indonesia dalam rangka melindungi diri dari potensi dampak dari cemaran kimiawi dan biologi, untuk tidak mengonsumsi anggur muscat terlebih dahulu.
“Atau, kalau pun terpaksa mengonsumsinya, maka sebagai bentuk mitigasi risiko, konsumen mencuci bersih anggur muscat tersebut terlebih dahulu dengan menggunakan air bersih dan mengalir sebelum dikonsumsi,” pungkasnya.
(rils/rafel)