SINGAPURA – Empat puluh lima mahasiswa-mahasiswi dari berbagai universitas dan politeknik di Singapura, Sabtu (21/10/2023) berkumpul di Ruang Adinata Kedutaan Besar Republik Indonesia di Chatsworth Road, Singapura. Para mahasiswa itu berkumpul menghadiri acara yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Singapura (PPIS) yang bertajuk “PPIS Industry Dive – Episode 5: Technology”.
PPIS Industry Dive ini menurut Kenzhi, Ketua Panitia yang juga mahasiswa di Singapore Institute Management merupakan rangkaian acara yang memberikan platform bagi mahasiswa Indonesia di Singapura untuk mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia industri.
“Kami berfokus pada pengembangan sumber daya manusia mahasiswa Indonesia di Singapura agar mereka lebih siap saat terjun ke dunia kerja,” jelas pengurus PPIS ini dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Minggu (22/10/2023).
Sementara itu, saat ini, tidak kurang dari lima ribu pelajar Indonesia menempuh pendidikan di Singapura. Daya tarik Singapura menjadi tempat studi ini juga diakibatkan keterkaitan erat antara dunia kampus dengan dunia industri di Singapura.
”Kalangan industri turut terlibat dalam penyusunan kurikulum dan metode belajar sehingga lulusan sudah siap dalam menghadapi kebutuhan industri,” jelas atase pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura, IGAK Satrya Wibawa, pada media ini.
PPIS Industry Dive ini sendiri menampilkan tiga profesional dalam bidang-bidang industri yang terkait teknologi di Singapura yang membagi pengalaman dan tips praktis untuk masuk dan bertahan di dunia teknologi industri. Pertama, Aileen Laksmono Lie, seorang software enginer di JP Morgan menjelaskan karakter resilian yang harus dimiliki oleh mahasiswa.
”Tingkat kompetisi di dunia industri teknologi itu sangat tinggi. Kalau tidak resilien, bisa terpental,” jelas Aileen.
Steven Wijaya, seorang software enginer yang juga hadirnmenyatakan hal senada.
”Teknologi informasi adalah salah satu sektor industri yang demand-nya tinggi dan highly competitive tidak hanya di Singapura, tapi juga di dunia,” ujar Steven yang akan merilis start-up nya di Singapura dalam waktu dekat.
Karena itu, pembicara lainnya, Ryo Chandra, software engineer di Shoppee Singapura, memberikan tips kepada para mahasiswa untuk bisa kompetitif di dunai Industri.
”Perbanyak portofolio, jangan ragu untuk belajar dan perbanyak jaringan,” kata Ryo.
PPIS Industry Dive ini terdiri dari 5 Episode sepanjang tahun, dimana setiap episode akan memperkenalkan berbagai bidang industri, mulai dari industri kreatif, industri rantai pasokan, hingga industri minyak dan gas. Program PPIS ini senada dengan misi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam program MBKM atau Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang akan meluncurkan program Global Youth Mobility di tahun 2024. Program ini akan mengirimkan mahasiswa Indonesia dalam program magang di perusahaan-perusahaan ternama di Singapura dengan pembiayaan dari Kemdikbudristek.
”Skema program ini serupa dengan IISMA, tapi fokus pada program magang.” Jelas Satrya lagi. Lebih lanjut, Satrya menjelaskan, program magang ini akan memberikan mahasiswa pengalaman magang pada lingkungan internasional sehingga diharapkan memberikan kesiapan pada mahasiswa Indonesia. Program IISMA adalah program pengiriman mahasiswa Indonesia untuk menempuh studi selama satu semester di kampus-kampus ternama dunia.
Untuk diketahui, hingga tahun 2023 ini sudah mengirimkan 1.159 mahasiswa ke 26 negara untuk studi singkat di 110 universitas ternama. Untuk Singapura sendiri saat ini ada 25 mahasiswa Indonesia dalam program IISMA yang sedang studi di NTU dan SMU.
(rils/rafel)