Thursday, May 9, 2024
HomeSosokPeringati Hari Konstitusi, Pemuda Surabaya Ini Lahirkan Buku "Indonesia Negara Hukum"

Peringati Hari Konstitusi, Pemuda Surabaya Ini Lahirkan Buku “Indonesia Negara Hukum”

Wakil Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pengurus Daerah Muhammadiyah (LHKP PDM) Surabaya, H.M.I. el Hakim, S.H., M.H. saat menyerahkan karyanya ‘Indonesia Negara Hukum’ kepada Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Iman Prihandono, S.H., M.H., LL.M., Ph.D di ruang kerjanya FH Unair, Kamis (24/8/2023). (foto: cakrawarta)

SURABAYA – Momentum kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus juga mengingatkan bahwa sehari setelahnya, tanggal 18 Agustus merupakan Hari Konstitusi. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar sendiri merupakan hal penting bagi masyarakat khususnya pemegang kebijakan di Indonesia.

Hal tersebut mendorong Wakil Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pengurus Daerah Muhammadiyah (LHKP PDM) Surabaya, H.M.I. el Hakim, S.H., M.H. untuk melahirkan karya literasi dalam rangka memperingati Hari Konstitusi.

Advokat yang akrab dipanggil Cak Hakim ini menerbitkan buku berjudul “Indonesia Negara Hukum” yang diberikan sambutan sekaligus apresiasi langsung oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH Unair) Iman Prihandono, Ph.D.

“Cak Hakim tidak hanya berhenti pada pembahasan filosofis maupun yuridis, namun juga ada sentuhan empiris termasuk narasi futuristik seperti hukum dan kecerdasan buatan maupun lainnya,” ungkap Iman Prihandono dalam keterangan tertulis diterima redaksi, Jumat (25/8/2023).

Sementara itu, Cak Hakim yang pernah terpilih menjadi Ketua BEM Unair tahun 2013 itu menyampaikan, “terbitnya buku ‘Indonesia Negara Hukum’ ini saya harap dapat mengingatkan rakyat, pejabat dan aparat termasuk tentunya diri saya sebagai penulis bahwa ada tata aturan dalam kehidupan berbangsa bernegara khususnya jelang kontestasi Pemilu 2024 agar Bhinneka Tunggal Ika bisa terus terjaga.”

Untuk diketahui, ‘Indonesia Negara Hukum’ sendiri merupakan buku kesepuluh yang diterbitkan oleh arek Suroboyo ini dengan harapan agar dapat memotivasi negarawan maupun generasi muda untuk mengabadikan gagasan dengan tulisan.

“Tantangan disrupsi media sosial maupun debat tak berujung di dalamnya harus dijawab konkret berbentuk buku sebagai rujukan literasi publik yang bisa dipertanggungjawabkan,” pungkas Cak Hakim.

(rils/bus)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular