
BONDOWOSO, CAKRAWARTA.com – Gelaran Musyawarah Nasional I Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (Munas I MA IPNU) yang berlangsung di Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu (2/8/2025), menjadi ajang strategis titipan pesan kebangsaan dari dua tokoh penting nasional yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.
Keduanya menyematkan harapan besar kepada ratusan alumni IPNU dari 28 provinsi yang hadir, untuk menjadi motor perubahan sosial dan kultural bangsa di tengah tantangan zaman.
“Saya senang berada di sini. Alumni IPNU itu hebat. Satu saja sudah bisa bantu banyak, apalagi kalau ratusan,” ujar Zulhas saat menyampaikan sambutan pembukaan.
Zulhas menyampaikan bahwa “Program Kerakyatan” Presiden Prabowo perlu dikawal oleh kader-kader muda, termasuk alumni IPNU, agar perubahan bisa dirasakan nyata oleh masyarakat akar rumput.
Ia menyebutkan empat akar masalah yang menyebabkan Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Korea, Vietnam, dan Singapura:
- Politik yang hanya berorientasi bertahan hidup tanpa visi kemajuan.
- Pengusaha yang hanya “jago kandang” dan mendominasi 80 persen ekonomi domestik.
- Reformasi yang melanggengkan konsentrasi kekayaan pada segelintir elite.
- Sistem pendidikan yang hanya mencetak pencari kerja, bukan pencipta lapangan kerja.
“Semua itu ingin diselesaikan Presiden Prabowo melalui pendekatan kerakyatan. Kita ingin kedaulatan pangan, koperasi desa sebagai sentra bisnis, bukan sekadar bagi-bagi uang, dan pengusaha besar didorong ekspansi global, bukan memonopoli dalam negeri,” tegasnya.
“NU 5.0”: Jawaban atas Era Perang Karakter
Di sesi berbeda, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menitipkan konsep besar yang ia sebut sebagai “NU 5.0” kepada para alumni IPNU. Ia menggambarkan IPNU sebagai “dapur besar NU” yang punya peran meracik dan meramu kader masa depan.

“Kita hidup di era perang karakter. Bukan lagi saling bunuh secara fisik, tapi pembunuhan karakter lewat media sosial. Karena itu, NU perlu naik kelas ke 5.0,” tandasnya.
Lima fondasi “NU 5.0” yang disampaikan KH Miftachul adalah:
- Grand Idea: Menegaskan pentingnya ilmu dan manhaj Ahlussunnah wal Jamaah.
- Grand Design: Menumbuhkan semangat juang dan karakter tahan banting.
- Grand Strategy: Kaderisasi dan distribusi kader yang sistemik.
- Grand Controlling: Menjaga kesinambungan gerakan.
- Grand Sami’na wa Atho’na: Ketaatan dan kekompakan sebagai organisasi besar.
Ketua Presidium Pusat MA IPNU H. Hilmy Muhammadiyah menyambut baik pesan-pesan strategis tersebut. Ia menegaskan bahwa Majelis Alumni IPNU memiliki tiga misi utama: memperkuat silaturahmi alumni, memberi kontribusi nyata kepada kader muda IPNU, serta mendukung NU sebagai jam’iyah dan harakah.
“Pesan dari Pak Menko dan KH Miftachul adalah alarm kebangkitan. Alumni IPNU bukan hanya pewaris sejarah, tapi juga peletak masa depan,” ujar Hilmy. (*)
Editor: Abdel Rafi



