Thursday, July 10, 2025
spot_img
HomeGagasanLiputan KhususMagnet Kesehatan: Energi Sejati Jamaah Bahagia

Magnet Kesehatan: Energi Sejati Jamaah Bahagia

Posko kesehatan jamaah haji sebagai tempat recharge bukan hanya fisik, tapi juga semangat. (foto: firman arifin)

Dalam mihrab, kutumpahkan rindu. Tak ada tempat paling damai selain saat bersandar pada sajadah, dalam tenang, dalam diam, dalam syukur yang tak bersuara.

Tapi rindu itu tak hanya ditumpahkan lewat air mata. Ia butuh tubuh yang sanggup sujud, hati yang tetap hidup, dan napas yang tetap kuat. Maka, sehat adalah jembatan menuju rindu yang tuntas.

Pagi itu saya berdiri di depan kamar 1021, tempat yang kini tak hanya menjadi titik kumpul petugas kloter, tapi juga titik koordinat penting posko kesehatan. Sebuah magnet baru dalam hidup kita, kesehatan.

Bukan hanya sebagai syarat fisik, tapi penentu ruhani yang stabil. Karena tubuh yang bugar adalah kendaraan utama untuk perjalanan hati menuju Allah.

Di tulisan sebelumnya, kita bicara tentang tiga magnet kehidupan: ilmu, rezeki, dan kesehatan. Hari ini, mari kita fokus pada magnet ketiga: kesehatan yang bernilai ibadah.

Kenapa?

Karena tanpa tubuh yang sehat, mustahil kita bisa:
1. Bertawaf mengelilingi Ka’bah dengan khusyuk.
2. Bersa’i antara shofa dan marwah.
3. Berwukuf di Arafah dengan tangis dan doa.
4. Bermalam di Muzdalifah beratap langit.
5. Berjalan dengan membawa semua perbekalan dari Muzdalifah ke Mina.
6. Menahan panas terik di Mina saat melontar jumrah, dan
7. Menikmati semua perjalanan ibadah tanpa terhalang keluhan fisik

Kesehatan bukan hanya fasilitas medis atau sekadar ‘tidak sakit’. Ia adalah modal utama untuk meraih haji yang mabrur.

Sejak awal berangkat, kami sudah dibekali tips oleh tim kesehatan kloter. Gunakan masker, bukan hanya untuk mencegah penyakit, tapi juga menahan debu dan udara panas. Rutin konsumsi makanan sehat, bukan sekadar kenyang, tapi seimbang: protein, karbohidrat, sayur, dan buah. Minum cukup air, dicampur oralit, kalau bisa air zamzam, tapi air putih yang bukan dingin pun tak boleh dilupakan. Dan manajemen energi. Istirahat pun bagian dari ibadah.

Setiap program yang disiapkan oleh KBIH, syarikah, dan petugas kloter, baik yang bersifat ibadah, edukasi, maupun rekreatif, dirancang bukan sekadar untuk ‘mengisi waktu’, tapi untuk memperkaya jiwa.

Sayangnya, tidak semua bisa ikut karena faktor kesehatan. Maka, jaga tubuh, jaga pola makan, jaga energi, agar bisa ikut semua program yang sudah dirancang dengan niat baik. Jangan sampai niat baik terlewat karena kita lengah menjaga diri.

Programnya penting, tapi lebih penting lagi, kesiapan kita untuk mengikutinya dengan sehat dan bahagia.

Kamar 1019 dan 1021 kini bukan hanya tempat tidur. Ia menjadi titik rujukan, tempat bertanya, tempat periksa tekanan darah, bahkan tempat menenangkan diri saat mulai merasa lelah.

Manfaatkan posko, jangan tunggu parah. Kesehatan bukan untuk ditunda. Apalagi ditantang.

Haji bukan soal seberapa banyak kita bisa lakukan, tapi seberapa dalam kita menyadari maknanya. Menjaga kesehatan adalah salah satu bentuk syukur paling nyata.

Karena saat kita sehat, kita bisa sujud lebih khusyuk, berdoa lebih panjang, dan melayani sesama lebih ikhlas.

Maka, jadilah jamaah bahagia, dengan kesehatan sebagai magnet dan syukur sebagai arah.

 

FIRMAN ARIFIN

Dosen PENS, Jamaah Haji 2025 Kloter 92 KBIH Nurul Hayat

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular