Monday, February 10, 2025
spot_img
HomePendidikanKukuhkan Sembilan Profesor Baru, Rektor Unair: Jadi Guru Besar Awal Pengabdian!

Kukuhkan Sembilan Profesor Baru, Rektor Unair: Jadi Guru Besar Awal Pengabdian!

Rektor Unair Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., saat memimpin pengukuhan guru besar di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Kampus MERR-C Unair, Rabu (27/12/2023). (foto: ist)

SURABAYA – Rabu (27/12/2023), Universitas Airlangga (Unair) kembali mengukuhkan guru besar baru. Kali ini tidak tanggung-tanggung, sebanyak sembilan guru besar dikukuhkan langsung oleh Rektor Unair Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Kampus MERR-C Unair.

Adapun kesembilan guru besar baru yang dikukuhkan tersebut berasal dari berbagai bidang disiplin ilmu. Berikut daftarnya:

  1. Guru Besar Bidang Kedokteran yaitu Prof. Dr. Gadis Meinar Sari, dr. MKes., Prof. Dr. Martono Tri Utomo, dr., Sp.A(K), Prof. Dr. Gondo Mastutik, drh., MKes., Prof. Dr. Margarita Maria Maramis, dr., Sp.KJ(K), FISCM, dan Prof. Dr. Iswinarno Doso Saputro, dr., Sp.BP-RE(K).
  2. Guru besar Bidang Kedokteran Hewan dan Kedokteran Gigi yakni Prof. Dr. Hani Plumeriastuti, drh., MKes., dan Prof. Michael Josef K K, drg., M.Kes., Sp.Pros Subsp PKIKG(K).
  3. Guru Besar Bidang Ekonomi dan Bisnis yaitu Prof. Dr. Nisful Laila, SE., M.Comm.
  4. Guru Besar Bidang Sains dan Teknologi yakni Prof. Dr. Sucipto Hariyanto, DEA.

Sementara itu, Nasih dalam sambutannya mengucap syukur atas tambahan sembilan guru besar baru kampusnya tersebut. Menurutnya, hal ini menjadi tanda bahwa Unair siap memberikan kontribusi lebih besar bagi bangsa dan negara.

“Tentu hari ini sangat membahagiakan karena kami optimis Unair akan lebih baik dan mampu berkontribusi lebih bagi bangsa dan negara,” tegasnya.

Selanjutnya, Nasih berpesan pada para guru besar baru yang dikukuhkan hari ini untuk terus mengabdi. Ia mengatakan bahwa pengukuhan ini bukanlah puncak dari perjalanan melainkan menjadi awal bagi pengabdian yang lebih besar. Guru besar, kata Nasih, hanya akan menjadi sebuah gelar jika tanpa pengabdian dan pembelajaran yang berkelanjutan.

“Menjadi seorang guru besar adalah awal pengabdian. Tanpa pengabdian dan keberlanjutan ini, gelar guru besar hanya nama tanpa makna apa pun,” ujarnya.

Nasih juga menyampaikan bahwa para guru besar harus senantiasa mendorong terciptanya masyarakat terpelajar. Mengingat, tingkat kemampuan belajar masyarakat Indonesia masih tergolong rendah sehingga sulit mencapai kemajuan.

“Kelemahan masyarakat Indonesia itu salah satunya kemampuan belajar yang masih rendah. Pesaing kita sangat baik, tapi kita tidak bisa mengubah cara belajar ini,” tukasnya.

Karena itu, lanjut Nasih, kehadiran para guru besar baru menjadi angin segar bagi iklim pendidikan di Indonesia. Para profesor baru harus berkontribusi dalam mendorong terciptanya masyarakat terdidik dan terpelajar.

“Maksud kita adalah para profesor harus mendorong untuk terus melakukan pembelajaran dan pembelajaran,” tegasnya.

Nasih mengimbau agar para guru besar ini dapat segera kembali bergerak mengembangkan riset-riset selanjutnya. Ia berharap, sembilan guru besar ini dapat mengabdikan diri secara penuh dan memberikan kontribusi lebih besar bagi bangsa dan negara.

“Saya harap setelah pengukuhan ini langkahnya akan lebih cepat lagi, karyanya lebih baik lagi. Semoga bisa berkontribusi dan mengabdi lebih lagi bagi almamater, bangsa, dan negara,” pungkasnya.

(pkip/mar/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular