Saturday, December 6, 2025
spot_img
HomePendidikanDunia KampusKompas dari Kampus: Unair dan Pemerintah Bersinergi Dorong Arah Baru Pembangunan Nasional

Kompas dari Kampus: Unair dan Pemerintah Bersinergi Dorong Arah Baru Pembangunan Nasional

Rektor Unair, Menteri Bappenas Dan Kepala BPS dalam momentum menjadikan Kompas Pembangunan dari Kampus di Unair Surabaya, Sabtu (12/7/2025). (foto: Unair for Cakrawarta)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com –Di tengah arus globalisasi yang makin deras dan tantangan pembangunan yang kompleks, Universitas Airlangga (Unair) membuktikan perannya sebagai mitra strategis negara. Pada Sabtu (12/7/2025), Unair menerima kunjungan kerja istimewa dari dua lembaga vital pemerintah yaitu Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Badan Pusat Statistik (BPS). Momen ini bukan sekadar seremonial, melainkan wujud sinergi nyata antara kampus dan negara dalam menyusun peta jalan pembangunan Indonesia masa depan.

Bertempat di Ruang Sidang Pleno, Balai Rektorat Unair Kampus MERR-C, pertemuan ini disambut hangat langsung oleh Rektor Muhammad Madyan dan jajaran pimpinan Unair lainnya.

Dari Surabaya untuk Dunia: Rekognisi Internasional Unair

Dalam sambutannya, Madyan menyampaikan berbagai capaian luar biasa Unair dalam setahun terakhir. Salah satu yang paling membanggakan adalah posisi Unair dalam QS World University Rankings (QS WUR) yang kini menembus peringkat 287 dunia. Tak hanya itu, Unair juga mencetak sejarah di THE Impact Rankings 2025 sebagai kampus ke-9 dunia dan nomor satu di Asia dalam kontribusinya terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Peringkat ini bukan sekadar angka, tapi bentuk nyata kontribusi global Unair lewat Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ini juga jadi bukti bahwa riset dan inovasi kami menjangkau publik secara luas, bahkan mendunia,” ujar Madyan.

Ia juga menekankan pentingnya hilirisasi riset untuk menjawab kebutuhan industri dan masyarakat. “Saat ini kami sedang mendorong agar hasil riset Unair tidak hanya berakhir di jurnal, tetapi bisa diterapkan dan bermanfaat secara langsung,” lanjutnya.

Membangun Indonesia dari Kampus

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, hadir bukan hanya untuk menyampaikan apresiasi, tetapi juga membawa gagasan besar, “kompas dari kampus.”

“Pembangunan harus punya arah. Dan arah itu seharusnya lahir dari kampus. Dahulu, kita bisa membangun dengan tepat karena ilmuwan kampus dekat dengan pengambil kebijakan,” katanya. Ia menekankan bahwa perguruan tinggi seperti Unair memiliki kapasitas intelektual dan riset yang dibutuhkan untuk menyusun strategi pembangunan jangka panjang yang inklusif dan berbasis data.

Gagasan Rachmat seolah menjadi ajakan terbuka bagi Unair dan kampus lainnya untuk kembali menempatkan diri sebagai poros kebijakan, bukan hanya penonton pembangunan.

Pojok Statistik dan Masa Depan Data Indonesia

Sementara itu, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyoroti pentingnya kolaborasi kampus dalam membangun literasi data. Ia memaparkan bahwa BPS telah membentuk 166 Pojok Statistik di seluruh Indonesia, dengan 55 di antaranya berada di Jawa Timur. Namun, ia menyayangkan bahwa Unair sebagai salah satu kampus ternama belum memiliki fasilitas ini.

“Padahal, Pojok Statistik bisa menjadi pintu masuk bagi mahasiswa untuk memahami dan mengelola data resmi, tidak hanya ekonomi, tapi juga peternakan, industri, bahkan data sosial,” ungkap Amalia.

Lebih dari itu, ia membuka peluang kerja sama akademik seperti pertukaran mahasiswa dan program double degree antara Unair dan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). “Kita ingin data ini tidak hanya berhenti di dashboard, tapi menjadi bahan bakar riset mahasiswa,” tegasnya.

Menjadi Bagian dari Solusi

Sinergi antara Unair, Bappenas, dan BPS dalam kunjungan ini menjadi pesan kuat bahwa perguruan tinggi tak boleh terlepas dari denyut nadi pembangunan bangsa. Kolaborasi riset, pemanfaatan data, dan pertukaran akademik adalah jembatan menuju masa depan Indonesia yang lebih cerdas dan inklusif.

Unair, dengan segala pencapaiannya, bukan hanya menjadi kampus prestisius. Ia sedang bergerak menjadi “kompas” pembangunan, memberi arah pada negeri yang terus tumbuh dan berubah.

Kampus bukan menara gading. Ia harus jadi pusat gravitasi arah kebijakan,” begitu pesan yang menggema dari pertemuan di Surabaya tersebut. (*)

Editor: Tommy dan Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular