Tuesday, February 11, 2025
spot_img
HomePolitikaKesultanan Buton Bertemu Ketum PDKN, Ternyata Ini Yang Dibicarakan

Kesultanan Buton Bertemu Ketum PDKN, Ternyata Ini Yang Dibicarakan

Ketua Umum PDKN, Rahman Sabon Nama (tengah) saat bertemu dengan delegasi Kesultanan Buton, Tangerang Selatan, Ahad (3/2/2025). (foto: Cakrawarta)

Tangerang, – Delegasi kesultanan Buton YM Laode Bachtiar dan YM Laode Dini dan rombongan melakukan kunjungan silaturahmi kekediaman Ketua Umum (Ketum) Partai Daulat Kerajaan Nusantara (PDKN) Dr. Rahman Sabon Nama di Perumahan Sarana Indah Permai, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, pada Ahad (2/2/2025).

Dihubungi media ini melalui sambungan telepon, Senin (3/2/2025), Rahman menyampaikan bahwa dalam kunjungan silaturahmi tersebut, pihak Kesultanan Buton melaporkan bahwa kesultanan Buton diundang untuk bertemu Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming di Istana Wapres, pada Kamis (6/2/2025).

Rahman secara pribadi menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian Wapres telah berkenan menerima delegasi dari kesultanan Buton Sulawesi Tenggara.

Dalam kesempatan pertemuan tersebut, kisah Rahman, ia menceritakan bahwa hubungan kekerabatan antara kakek buyutnya Panglima Perang Jelajah Nusantara Adipati Kapitan Lingga Ratuloly dengan Kesultanan Buton tidak bisa dipisahkan.

Pada tahun 1614, lanjut Rahman, Sultan La Elangi Dayanu Ichsanudin meminta bantuan Adipati Ratuloly untuk menjadi Panglima perang Kesultanan Buton melawan Portugis di Kerajaan Luwu Sulawesi Selatan atas permintaan Raja Kerajaan Luwu, Petta Natinro Patimang yang kerajaannya direbut oleh Portugis pada tahun 1625. Dan Ratuloli memenangkan perang itu dan kemenangan dalam perang ini mendorong Sultan La Elangi Dayanu Ichsanudin meminta Adipati Ratuloly meneruskan pertempuran di Kerajaan Lingga Riau dari intervensi Portugis atas Kerajaan Lingga Riau, atas permintaan dari Raja Kerajaan Lingga Laksamana Tun Abdul Jamil.

“Pertempuran dimenangkan pasukan Adipati Ratuloly. Dari kemenangan itu sebuah sejarah terukir Laksamana Tun Abdul Jamil dengan dukungan bangsawan Siak Riau menganugerahkan gelar Kapitan Lingga Panglima Perang Jelajah Nusantara kepada Panglima perang dari Kerajaan Adonara/Sunda Kecil dan Kesultanan Buton itu, yg semula bergelar Adipati Kapitan Laut Ratuloli,” papar Rahman.

Sejak itulah, lanjutnya, hubungan emosional dan moralitas terbangun antara Kesultanan Buton, Kerajaan Lingga dan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang sebelumnya sama-sama merupakan merupakan wilayah kedaulatan Kesultanan Johor, Malaka.

Selanjutnya, Rahman memaparkan juga bahwa dalam silaturahmi kekeluargaan itu, turut membekali masukan pada Kesultanan Buton agar dalam pertemuan dengan Wapres nanti yang perlu disampaikan pada Wapres terkait tanah ulayat kesultanan Buton.

“Agar melalui Wapres dapat disampaikan pada Presiden Prabowo untuk memperhatikan Pasal 33 UUD 1945 bahwa tanah, air dan segala yamg terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” tegasnya.

Oleh karena itu, lanjut Rahman, tanah milik Kesultanan yang kepemilikannya sudah jelas, tidak boleh seenaknya diambil untuk pertambangan, makanya melalui Wapres Gibran, Rahman meminta agar disampaikan untuk dibuatnya kebijakan dari Presiden Prabowo agar membatalkan semua IUP yang ada di atas tanah ulayat milik Kesultanan Buton.

“Kalau mau dimanfaatkan harus berbicara dan bekerjasama dengan pemilik tanah ulayat yaitu Kesultanan Buton dan harus ada pembagian kepemilikan saham untuk kesultanan Buton,” tandas Rahman mengakhiri keterangan.

(rils/rafel)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular