SURABAYA – Empat mahasiswa yaitu Shyellin Putri Setyadika, Bambang Dwicahyo, Devi Cahyati Ma’rifah, dan Cantika Putri berkolaborasi mengangkat isu ketahanan pangan dan kesetaraan gender. Keempat mahasiswa Unair tersebut mengusung penelitian berjudul Strategi Mengembangkan Modal Sosial Kelompok Tani Wanita dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Kesetaraan Gender Desa Manuk, Kabupaten Ponorogo dan sukses meraih pendanaan dari Kemenristekdikti.
Pada media ini, Shyellin selaku Ketua Tim mengatakan bahwa pada mulanya ia dan timnya tertarik untuk meneliti isu tentang ketahanan pangan di Indonesia. Selama proses riset, mereka menemukan bahwa di daerah Kabupaten Ponorogo terdapat Kelompok Wanita Tani (KWT) berprestasi. KWT ini telah berhasil memenangkan sejumlah perlombaan kawasan pangan lestari dan dapat meningkatkan pendapatan mereka sendiri.
“Selain isu ketahanan pangan, ternyata isu kesetaraan gender juga masuk dalam riset kami. Para ibulah yang memiliki peran penting dalam pemenuhan gizi keluarga. Jadi, adanya KWT ini menjadi suatu hal yang menarik ketika perempuan ikut andil dalam ketahanan pangan di Indonesia,” papar Shyellin.
Berfokus pada strategi peningkatan modal sosial, Shyellin meyakini bahwa penelitian timnya dapat membantu dan mengembangkan potensi KWT untuk meningkatkan ketahanan pangan. Melalui modal sosial, mereka dapat mengakses sumber daya, pelatihan, dan dukungan sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian mereka masing-masing.
Selain itu, pengembangan modal sosial KWT juga dapat mempromosikan kerja sama dan kolaborasi antar anggota KWT. Mereka dapat terlibat dalam praktik-praktik pertanian berkelanjutan, berbagi pengetahuan satu sama lain, dan mengakses sumber daya bersama.
“Kolaborasi semacam ini dapat meningkatkan ketahanan pangan secara keseluruhan dengan meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi pangan. Lebih jauh lagi, hasil riset ini juga dapat memberikan pandangan untuk perbaikan kebijakan pemerintah yang mendukung KWT. Seperti keuangan, pelatihan, dan infrastruktur yang relevan untuk meningkatkan ketahanan pangan,” tuturnya.
Terakhir, mahasiswa asal Blitar itu berharap penelitian tersebut tidak hanya memberikan pengetahuan dan pengalaman baru kepada peneliti yang terlibat. Lebih dari itu, penelitian tersebut diharapkan dapat bermanfaat untuk masyarakat luas.
“Kami berharap apa yang kami lakukan bisa membawa nilai dan makna untuk kami sendiri dan banyak orang di luar sana. Semoga kami benar-benar bisa menjalankan ini dengan sebaik-baiknya,” tutup ia.
(pkip)