
Malang, – Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Jawa Timur (PWNU Jatim), Hakim Jayli, dikukuhkan sebagai doktor ilmu lingkungan di Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya (UB) Malang, hari ini, Rabu (8/1/2025).
Dalam sidang ujian promosi terbuka selama lebih 2 jam, Hakim Jayli yang juga Direktur Utama TV9 Nusantara itu berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Konsep Pariwisata Halal untuk Konservasi Lingkungan dan Pengembangan Industri Berkelanjutan di Indonesia”.
Menurut dia, Pariwisata Halal atau Halal Tourism sebagai layanan pariwisata minat khusus bertumpu pada nilai etika keagamaan yang harus dibangun dan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan dan pencegahan kerusakan lingkungan sebagai imbas dari perjalanan wisata.
Dalam riset “pariwisata halal yang ramah lingkungan” yang diterapkan di Kawasan Wisata Tretes itu, ia memaparkan adanya kesenjangan antara aspek ekonomi pariwisata dan aspek pelestarian lingkungan, sebagaimana terjadi pada praktik pariwisata Massal (Mass Tourism) selama ini.
“Karena Halal merupakan bagian dari nilai Islam, maka Atribusi pada Halal Tourism semestinya tidak boleh melanggar prinsip Islam tentang tugas manusia sebagai khalifah pelestarian bumi dan lingkungan,” kata Hakim yang menjadi doktor ke-361 Universitas Brawijaya itu.
Oleh karena itu, ia mengajukan Kerangka Nilai Etika “Green Halal” sebagai kerangka spiritual yang bisa diinternalisasikan ke dalam kerangka konsep pariwisata ramah muslim (muslim friendly tourism).
Kerangka spiritual yang dimaksud adalah motivasi keislaman sebagai dimensi ketauhidan, Faithbased needs and services sebagai dimensi syariat, dan Islamic teachings sebagai dimensi akhlak atau ihsan.
“Nilai etika Green Halal merupakan pengembangan dari konsep besar pariwisata berkelanjutan yang mensyaratkan adanya keterpaduan antara aspek sosial melalui keterlibatan masyarakat lokal, aspej ekonomi melalui penerapan ekonomi hijau dan kesadaran berlingkungan melalui penggalian nilai etika Islam tentang lingkungan,” katanya, merinci.
Sebagai penelitian dengan pendekatan kualitatif dan multi disiplin, Hakim mengajukan penerapan Green Halal Tourism di Kawasan Wisata Tretes dan sekitarnya.
Kawasan Wisata Tretes sebagai destinasi wisata warisan Hindia Belanda saat ini mengalami penurunan popularitas, diantaranya akibat stigma prostitusi terselubung dan kurangnya infrastruktur dan promosi.
Kelebihan Tretes, lanjut Hakim, adalah atraksi natural, kultutral, sosial dan bangunan yang menawarkan wisata alam, cuaca dan lingkungan pegunungan.
“Bila di masa lalu, Tretes dikenal oleh masyarakat Eropa Belanda sebagai tujuan plezier unggulan, maka saat ini Tretes bisa ditawarkan sebagai salah satu destinasi Pariwisata Halal Dunia di Indonesia yang memiliki banyak peminat, khususnya wisatawan dari Timur Tengah,” tegasnya, didampingi tim promotor yakni Prof. Luchman Hakim, Fadillah Putra, Ph.D dan Dr. Sigit Prawoto.
Namun, Hakim kembali mengingatkan pariwisata yang dikembangkan harus mengacu pada prinsip Green Halal Tourism menggunakan green design yang berorientasi pada pengembangan kawasan industri ekowisata atau ecotourism industrial park.
Konsep pariwisata halal berbasis kawasan ini bisa memanfaatkan beberapa destinasi wisata yang sudah ada di lereng timur gunung Arjuna sebagaimana Taman Safari II, Kaliandra dan sejumlah destinasi wisata yang dikelola kelompok tani perhutanan sosial dan pemerintah desa.
Ujian promosi terbuka itu dipimpin Wakil Direktur Sekolah Pasca Sarjana UB, Dr. Nurul Badriyah dengan dewan penguji Prof. Rachmat Kriyantono, Dr. Fachrizal Afandi, Dr. Rita Parmawati dan Dr. Ramliyanto, SP. MP, Kepala Dinas PSDM provinsi Jawa Timur sebagai Penguji Luar.
(rils/rafel)