Surabaya, – Pemerintah mencanangkan Visi Indonesia Emas pada tahun 2045. Dimana visi tersebut merupakan sebuah rencana strategis yang ditetapkan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan Sejahtera. Namun, salah satu tantangan terbesar visi tersebut adalah penanganan stunting atau tengkes.
Stunting menjadi masalah Kesehatan serius di Indonesia. Hal ini karena, stunting tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan kinerja jangka panjang karena perkembangan otak yang tidak optimal. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023, angka prevalensi stunting nasional sebesar 21,5 %, turun sekitar 0,8% dari tahun sebelumnya. Angka ini masih jauh dari target yang dicanangkan tahun 2024, yaitu sebesar 14%.
“Sebenarnya yang paling dibutuhkan oleh anak-anak dalam rangka pencegahan stunting adalah konsumsi protein hewani,” ujar dr. Tono Rustiano yang merupakan anggota dewan jaminan sosial nasional.
“Lele punya protein yang cukup tinggi, begitu juga dengan telur,” lanjutnya.
Selaras dengan apa yang disampaikan dr. Tono Rustiano, berdasarkan data Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) tahun 2017, ikan lele memiliki kandungan gizi 18 gram protein. Sedangkan dalam 2 (dua) butir telur ayam dengan berat 100 gram mengandung Protein 12,4 gram.
Ikan lele dan telur merupakan sumber protein yang mudah diakses oleh masyarakat. selain itu, kedua sumber protein tersebut dapat diolah menjadi beberapa produk olahan. Ikan lele misalnya, dapat diolah menjadi bermacam produk makanan seperti lele goreng, abon lele, nugget lele, sosis lele dan sebagainya. Sedangkan telur dapat diolah menjadi berbagai menu hidangan dan produk tepung telur.
Integrated Urban Farming sendiri merupakan hilirisasi hasil peternakan untuk penanganan stunting merupakan pendekatan yang sangat strategis dan efektif. Stunting, yang sering disebabkan oleh kekurangan gizi dan asupan makanan yang tidak memadai, bisa diatasi dengan memastikan hasil peternakan, tidak hanya meningkatkan kuantitasnya tetapi juga kualitasnya, serta diolah menjadi produk yang bergizi dan mudah diakses.
Integrated urban farming bisa menjadi salah satu solusi yang ditawarkan dalam penanganan stunting. Integrated urban farming merupakan pendekatan pertanian yang mengintegrasikan berbagai jenis praktik pertanian dan teknologi dalam lingkungan perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan.
Salah satu metode budidaya yang masih berjalan dan cukup efektif adalah budidaya ikan dalam ember atau yang biasa disingkat budikdamber, yaitu metode budidaya ikan secara vertikal yang memungkinkan produksi ikan dengan efisien, terutama dalam lingkungan urban yang terbatas.
“Budikdamber ini sangat cocok di wilayah perkotaan, meskipun dengan keterbatasan lahan kita masih bisa melakukan budidaya ikan,” kata Faruq Ahmad Bafadhal yang merupakan relawan pendamping dari salah satu NGO nasional saat ditemui media ini.
“Kami memilih lele, selain memiliki nilai gizi tinggi. selain itu, ikan ini memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan memiliki ketahanan hidup lebih kuat daripada ikan yang lain,” imbuh Faruq sapaan akrabnya.
Selain lele, sebenarnya ada sumber protein lain yang mudah diakses masyarakat, yaitu telur. Para peternak sering menyebut telur dengan sebutan kapsul protein. Hal ini merupakan gambaran untuk menjelaskan bahwa pentingnya telur sebagai sumber protein berkualitas tinggi.
Dari dua komoditi di atas (lele dan telur, red.) tentunya memerlukan campur tangan pemerintah dan swasta agar terjadi peningkatan produksi.
Selain itu, para stakeholder juga diharapkan untuk dapat menyerap hasil panen dari para peternak dan juga mengolah menjadi makanan siap saji. Produk jadi tersebut kemudian diserap oleh pemerintah untuk menyukseskan program penanganan stunting.
Sebenarnya pada tahun 2022, pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin melalui Kementerian Pertanian telah menggandeng pihak swasta yang salah satunya adalah PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, untuk mendukung percepatan pembangunan pertanian melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan peternakan rakyat. Harapannya, kaitannya dengan gerakan Integrated Urban Farming, terjadi sinergi antara swasta dan pemerintah yang melibatkan masyarakat, bisa ditingkatkan dimana program pertanian urban yang terintegrasi menjadi bagian dari jalur ekonomi yang telah tercipta misalnya menjadi supplier bagi perusahaan besar yang rantainya tetap kembali pada masyarakat sehingga terjadi win-win solution.
“Kami berharap pihak swasta dan pemerintah bekerja sama dalam hal subsidi pakan. Sehingga kami bisa lebih bergairah lagi dalam beternak,” Muhammad Syarif Hidayatullah peternak telur asal Banyuwangi menyampaikan isi hatinya.
Diharapkan dengan adanya kerjasama multi sektor tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi hasil ternak sehingga pemenuhan kebutuhan protein dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas yang pada akhirnya kebutuhan protein masyarakat khususnya protein hewani di perkotaan tidak lagi menjadi problem di masa mendatang. Semoga. (***)
Reporter: Sulaiman Rosyid
Editor: Abdel Rafi