JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) segera merespon cepat mengenai insiden berbau SARA yang kembali terjadi di Indonesia. Jika pada Juli 2015 lalu terjadi di Tolikara Papua sejumlah masyarakat membakar masjid kini giliran pembakaran rumah ibadah terjadi di Singkil, Nanggro Aceh Darussalam. Pembakaran sebuah gereja oleh gerombolan massa itu kini tengah menjadi perhatian publik luas.
Hari ini, Rabu (14/10) MUI mengadakan konferensi pers untuk menyatakan sikapnya mengenai insiden Singkil itu. Berikut poin-poin yang diangkat dalam pernyataan pers yang dilakukan di kantor MUI itu:
1. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia sangat menyesalkan pembakaran rumah ibadah oleh oknum yang tidak bertanggung jawab di Desa Sukamakmur Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil yang terjadi pada Selasa siang 13 Oktober 2015;
2. MUI mendesak aparat penegak hukum , melakukan proses penegakan hukum dan penindakan terhadap oknum yang terlibat dalam kasusu tersebut;
3. MUI menghimbau kepada semua pihak untuk tetap tenang dan tidak terpancing dengan kasus tersebut, sambil menunggu proses hukum yang dilakukan aparat Kepolisian Republik Indonesia;
4. MUI menghimbau kepada penganut semua Agama di Indonesia untuk mematuhi segala perangkat hukum dan peraturan yang mengatur tentang kerukunan antar umat beragama;
5. MUI menghimbau kepada semua tokoh-tokoh bangsa dan seluruh lapisan masyarakat agar membangun suasan harmonis dan saling harga menghargai sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Dalam konferensi pers tersebut hadir juga sejumlah pimpinan pusat lembaga keagamaan lainnya seperti dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi)
(bm/bti)
