Tuesday, February 11, 2025
spot_img
HomeInternasionalIndonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS, Dosen HI Unair: Manfaatnya Tidak Signifikan!

Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS, Dosen HI Unair: Manfaatnya Tidak Signifikan!

(foto: ilustrasi meta AI)

Surabaya, – Setelah melalui proses pengajuan yang lumayan memakan waktu sejak tahun 2023, akhirnya, per Senin (6/1/2025), Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS, yaitu kelompok negara yang mewadahi negara-negara ambang industri ketika awal berdiri dan istilah BRICS pertama kali dipakai sebagai asosiasi terhadap negara anggota awalnya yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Istilah ini pertama kali dipakai oleh ekonom perusahaan keuangan global asal Amerika Serikat yaitu Jim O’Neal pada 2001 lalu.

“Bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS tidak memberikan manfaat yang signifikan pada negara. Tidak memberikan keuntungan yang jelas. Terlebih adanya negara anggota BRICS yang merupakan poros penantang negara barat dalam sektor ekonomi menjadikan Indonesia berada pada posisi yang sulit tanpa adanya keuntungan yang pasti,” ujar Dosen Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair) Radityo, dalam keterangannya, Rabu (8/1/2025)

Menurut Radityo -sapaan karibnya-, secara ekonomi Indonesia sudah bisa bekerjasama dengan negara anggota BRICS tanpa perlu bergabung, sehingga bergabungnya Indonesia dalam BRICS sebagai anggota penuh justru memiliki risiko tersendiri.

“BRICS ini kan merupakan kumpulan negara-negara berkembang seperti Brazil, Russia, India dan China yang memiliki tujuan meningkatkan dominasi perekonomian di kancah global. Organisasi ini kan digadang-gadang sebagai penantang negara barat dalam bidang ekonomi,” imbuh Radityo.

Karena itu, lanjutnya, bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS justru memberikan sentimen dari negara-negara Barat pada Indonesia. Yang artinya, hal tersebut memiliki konsekuensi dimana Indonesia akan dipandang sebagai bagian dari blok China-Rusia oleh negara-negara Barat.

“Jadinya, kita memerlukan diversifikasi investor agar tidak tergantung pada negara tertentu, seperti yang disampaikan Bapak Menteri Luar Negeri. Jangan sampai negara Barat mengira kita meninggalkan mereka setelah resmi bergabung menjadi anggota penuh BRICS,” tukas alumnus HI Unair itu.

Menurut Radityo, langkah Indonesia menjadi anggota penuh BRICS merupakan wujud dari langkah politik luar negeri Presiden Prabowo Subianto agar diakui sebagai pemimpin dunia, namun, lanjutnya justru penuh risiko karena akan semakin memperburuk hubungan Indonesia dengan negara Barat.

⁠”Karena itu, pasca menjadi anggota penuh BRICS, Indonesia harus kian lebih hati-hati dalam setiap mengambil keputusan. Sekaligus Indonesia harus segera melakukan mitigasi dengan memperkuat kerjasama dengan Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa sebagai langkah penyeimbangan. Karena jika tidak, harganya akan terlalu mahal untuk Indonesia,” pungkas pria berkacamata ini.

(pkip/rafel/tommy)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular